Danone melalui PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) berkomitmen mendorong peternak menghasilkan susu berkualitas lebih baik agar dapat turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Komitmen tersebut dielaborasikan lewat program Peningkatan Mutu Susu yang telah dijalankan sejak 1991.
Dengan pertumbuhan konsumsi susu sapi sebesar 5 persen per tahun, produksi susu sapi lokal hanya meningkat 2 persen per tahun. Itu pun dengan rentang kualitas yang beragam. Karyanto Wibowo, Sustainable Director Danone Indonesia menyampaikan, pihaknya berupaya untuk berbagi pengetahuan dan memberikan pendampingan kepada peternak lokal mitra Sarihusada yang ada di Jogjakarta dan Jawa Tengah.
“Melalui upaya ini diharapkan susu hasil peternak lokal yang berkualitas tinggi dapat diserap oleh industri susu secara nasional serta dapat berkontribusi pada pengembangan usaha lokal pengolahan makanan dan minuman berbasis susu”, jelasnya di sela-sela diskusi bersama media dalam rangka hari Gizi 25 Januari mendatang.
Agus Budiyanto, Head of Raw Material Ingredients C&P Danone Indonesia, mengungkapkan tantangan besar peternak adalah kualitas yang belum layak untuk diterima industri. Untuk itu, salah satu keberhasilan program saat ini adalah melalui penerapan good farming practices dan good manufacturing practices di beberapa peternak binaan.
“Sebagai hasilnya, mereka kini dapat memproduksi susu segar dengan kualitas yang jauh lebih baik yaitu dengan trend angka kuman terus menurun dimana dalam tujuh tahun terakhir berada di bawah 1 juta cfu/ml,” papar Agus.
Berbagai retailer dan pengusaha makanan dan minuman berbasis susu kini banyak yang membeli langsung susu segar di koperasi binaan Sarihusada karena memiliki angka kuman yang rendah, dan tingkat lemak yang tinggi. “Setiap hari peternak menyetor susu rata-rata 3.800 liter di koperasi ,” terang Esti selaku manager persusuan KJUB Puspetasari.
Selain program Peningkatan Mutu Susu, Danone – Sarihusada juga berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam Merapi Project yang merupakan proyek dukungan kepada para peternak yang terdampak letusan dan erupsi Gunung Merapi.
Melalui dampingan berkelanjutan dan terintegrasi, Sarihusada berhasil mengembalikan suplai susu segar dari peternak dan mengembangkan koperasi sapi perah dan koperasi simpan pinjam yang pada akhir 2018 telah mampu mendistribusikan dana pinjaman yang melibatkan lebih dari 655 penerima manfaat.
Menurut Sigit Bintara, Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, program kemitraan ini sangat membantu memberikan ruang bagi akademisi dan keilmuan untuk diterapkan secara tepat guna di lapangan.
“Bersama Sarihusada kami turun dan berinteraksi dan memberdayakan langsung total 1.128 peternak lokal di daerah (Yogyakarta, Klaten, dan Boyolali), Selain itu kegiatan ini juga melibatkan empat koperasi dan satu Merapi Project, serta memelihara 1500 susu laktasi dan 3203 sapi perah,” tandasnya. ()