Daya Beli Lemah, Kinerja Industri Minuman Anjlok

.

Pihaknya menyatakan siap menjadi mitra konstruktif bagi pemerintah, menyediakan data dan perspektif industri secara transparan, untuk bersama-sama merumuskan kebijakan untuk keberlangsungan industri ini.

Terlebih lagi, data pasar bulan Maret 2025 dari Nielsen mengonfirmasi bahwa sektor minuman non-AMDK masih terkontraksi sekitar 4,4 persen. “Ini adalah sinyal kuat bahwa industri memerlukan dukungan kebijakan yang kondusif untuk dapat bertahan dan kembali bertumbuh,” jelas Triyono.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen menjaga iklim usaha indutri sektor makanan dan minuman (mamin) melalui kebijakan yang relevan dan adaptif, termasuk fasilitasi fiskal dan non-fiskal.

“Pemerintah juga senantiasa mengkaji dampak pelaksanaan kebijakan tersebut, terbuka untuk berdialog, dan mempelajari skema transisi terbaik demi menjaga kinerja dan daya saing industri,” paparnya.

Dalam hal kebijakan, diingatkan oleh Faisal, bahwa arah kebijakan harus fokus menjaga daya beli masyarakat dan mempertimbangkan dengan hati-hati penerapan instrumen fiskal baru agar selaras dengan upaya pemulihan ekonomi. ()

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)