Gempuran musik mancanegara ke Tanah Air, salah satunya K-Pop (Koreran Pop), memang tak terbendung. Tak hanya anak remaja dan dewasa, demam musik Korea juga mempengaruhi anak-anak Indonesia. Fenomena itu tentu saja menjadi PR atau pekerjaan rumah bagi pemerintah, pihak swasta, dan stakeholder lainnya.
Selain menghadirkan wahana bermain musik dan gamelan, Pinisi juga menggelar program edukasi bertajuk "Aksi Seni Anak Indonesia 2014". Aktivasi ini dikemas lewat kompetisi dan melibatkan target pasar Pinisi, yaitu anak-anak usia TK dan SD.
Sebagai sebuah edutainment (education and entertainment) park yang mengedepankan unsur seni dan budaya, maka Pinisi Edutainment Park merasa perlu untuk mengedukasi anak-anak Indonesia untuk kembali menggandrungi musik-musik Indonesia. Untuk itu, Pinisi mencoba menciptakan demam musik Indonesia sejak usia dini.
Selain menghadirkan wahana bermain musik dan gamelan di arena bermainnya, Pinisi juga menggelar program edukasi bertajuk "Aksi Seni Anak Indonesia 2014". Aktivasi yang dikemas lewat kompetisi itu, mengundang anak-anak usia TK dan SD untuk turut berpartisipasi dalam lomba musik dan tari, yang pendaftarannya dibuka hingga 20 Januari 2014.
"Program ini digelar sebagai upaya kami mengedukasi sekaligus mengakrabkan seni dan budaya Indonesia dalam keseharian aktivitas anak," ungkap Ari Kartika, Direktur Pinisi Edutainment Park.
Dalam rangkaian edukasi tersebut, Pinisi juga menggelar acara talkshow bertajuk "Mengakrabkan Seni dan Budaya Indonesia dalam Keseharian Aktivitas Anak", tepat pada Hari Nusantara yang jatuh pada 13 Desember ini. Pada kesempatan itu, Pinisi menghadirkan psikolog sekaligus pemerhati anak Dr. Seto Mulyadi serta pemerhati musik anak Indonesia Rr. Listriana Dewi Wirja.
Dinilai Ari, saat ini tidak mudah mencari tempat di mana anak-anak dapat belajar secara instan tentang aneka kesenian dan budaya Indonesia secara simultan. "Pinisi mencoba menjawab kebutuhan tersebut, dengan mengajak orang tua dan anak-anak bermain sambil menggali potensi minat dan bakat anak. Termasuk, memperkenalkan ragam seni dan budaya Indonesia," jelas Ari.