MIX.co.id - Dalam satu bulan terakhir, PT Pertamina International Shipping (PIS) berhasil menambah tiga armada tanker baru untuk mendukung ketahanan energi nasional sekaligus ekpansi ke pasar global.
Tiga tanker terbaru PIS tersebut terdiri dari 1 kapal jenis Suezmax dan 2 kapal Medium Range (MR), yang masing-masing dinamakan Pertamina Halmahera, PIS Jawa, dan PIS Kalimantan.
Dituturkan CEO PIS Yoki Firnandi, awal April ini (2/4), “Kapal tanker Pertamina Halmahera adalah kapal berukuran Suezmax pertama milik PIS. Kapal ini ditujukan untuk rute perdagangan internasional. Kapal ini sudah resmi beroperasi, bahkan sudah mendapatkan mitra kerja sama global sebagai penyewa."
Kapal Pertamina Halmahera berbobot kurang lebih 156.000 DWT. Dari sisi bobot dan ukuran, tipe Suezmax masuk tipe terbesar kedua setelah kapal jenis VLCC (Very Large Crude Carrier) yang dimiliki oleh PIS.
Sejak awal tahun 2024, PIS telah agresif melakukan ekspansi bisnis, diawali dengan penambahan 2 armada Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas Tulip dan Pertamina Gas Bergenia, dilanjutkan dengan pembangunan 15 MR sekaligus di waktu bersamaan.
Pertamina Halmahera merupakan kapal Suezmax yang dimanfaatkan untuk mengangkut muatan berupa minyak mentah dan produk serupa lainnya, dengan rute pelayaran internasional.
Sementara itu, dua kapal Medium Range (MR), yakni PIS Kalimantan dan PIS Jawa, masing-masing berbobot 50.000 DWT. Dua tanker ini disiapkan untuk pelayaran rute internasional dan mengangkut produk bbm seperti Gasoline, Kerosene, Diesel, dan lainnya. Selain itu, dua kapal ini juga bisa untuk mengangkut produk produk petrokimia, antara lain methanol, ethanol, dan lainnya.
“PIS tentunya berencana untuk lebih ekspansif dengan menambah armada. PIS yang terus bertumbuh di pasar domestik, selaras dengan bertumbuhnya kebutuhan energi di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga serius menggarap pasar global untuk menjadi pemain bisnis logistik energi yang diperhitungkan,” terang Yoki.
Lebih jauh ia menegaskan, PIS akan lebih kencang berlari di tahun ini untuk mengejar target revenue sebesar US$ 9 miliar di 2034 mendatang dan memperluas pasar non captive.
“Penambahan armada ini merupakan langkah strategis bagi PIS untuk terus mendorong pertumbuhan. Selain melalui ekspansi dan peremajaan armada untuk bisnis angkutan energi, PIS juga serius mengembangkan lini bisnis lainnya termasuk bisnis terminal energi dan shorebase logistics,” tutup Yoki.