MIX.co.id - Fairatmos, Paloma Sjahrir, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berkolaborasi menggelar program teknologi iklim pertama di Indonesia, “Indonesia Future of Climate Summit (IFCS) 2023”, pada 9 Agustus 2023, di the Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan.
Indonesia Future of Climate Summit 2023 merupakan bagian dari serial Asean Summit tahun 2023, dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Indonesia Future of Climate Summit 2023 menghadirkan tiga sesi panel yang mengusung topik seputar teknologi di bidang reduksi karbon, pendanaan proyek dan teknologi iklim, serta bagaimana bisnis dapat mengambil langkah dalam komitmen keberlanjutan lingkungan yang selaras dengan prinsip Ecosystem, Social dan Governance (ESG).
Dituturkan Chief Executive Officer Fairatmos Natalia Rialucky, melalui gelaran ini, penyusun kebijakan, inovator, ahli industri, dan pemangku kepentingan lainnya dapat berkumpul untuk mengeksplorasi kolaborasi yang dapat mempercepat tumbuhnya inovasi di bidang iklim.
“Indonesia Future of Climate Summit 2023 adalah tempat bertemu, berdiskusi, dan mencari solusi untuk menangani perubahan iklim," ucap Natalia.
Pada sesi panel, IFCS 2023 menghadirkan sejumlah pakar yang ahli di berbagai bidang teknologi iklim serta sektor yang dapat mendukung pertumbuhan industri ini. Mereka adalah Arsjad Rasjid (KADIN), Pandu Sjahrir (Bursa Efek Indonesia), Dharsono Hartono (ASEAN Net Zero Hub), Anindya Bakrie (VKTR), Fadli Rahman (Pertamina PNRE), Stefanus Ade Hadiwidjaja (Indonesia Investment Authority), Triana Krisandini (TBS Energi), Tanah Sullivan (GoTo Group), Lesly Goh (Ex-CTO World Bank), Joko Tri Haryanto (BPDLH), Triharyo Indrawan Soesilo (KESDM) dan Arianne Santoso (Google), dan sebagainya.
Selain dari sesi panel, IFCS 2023 juga menjadi ajang peluncuran laporan terobosan hasil kolaborasi Fairatmos dengan Boston Consulting Group (BCG) yang berjudul "Unlocking Nature's Potential: Southeast Asia's Role in Combating Climate Change".
"Laporan ini mengungkapkan peluang signifikan yang ditawarkan oleh solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) di wilayah Asia Tenggara, dengan proyeksi potensi pasokan offset karbon sekitar 30% secara global pada tahun 2030, meskipun luas wilayah Asia Tenggara mencakup kurang dari 1% dari total luas daratan dunia," lanjutnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, Indonesia Future of Climate Summit 2023 adalah acara bertajuk teknologi iklim pertama di Indonesia yang bersifat netral karbon, di mana emisi yang dihasilkan dari acara ini akan diupayakan menjadi seminimal mungkin melalui ragam bentuk usaha reduksi, dan memastikan sisa emisi yang tidak bisa dipangkas akan diserap kembali melalui inisiatif carbon offset yang di fasilitasi oleh Fairatmos.
Selaras dengan komitmen tersebut, IFCS 2023 menghadirkan pameran dengan tema inovasi di bidang lingkungan yang turut melibatkan Green Rebel by Burgreens, K’s Eco Bag, Electrum, Nafas, Beehive Drones, MAPID, Planet, Burung Indonesia, Bicara Udara, dan Triputra Agro Persada.
Program ini didukung oleh TBS Energi, Vertex Ventures, Argor, AC Ventures, Triputra Agro Persada, Pertamina PNRE, ExxonMobil, Green Rebel, TS Media, the Dharmawangsa Hotel sebagai salah satu komitmen menuju net zeronya, dan sebagainya.
"IFCS 2023 diharapkan dapat menjadi acara tahunan yang dapat menginspirasi berbagai sektor untuk berkolaborasi dalam kontribusi pengurangan emisi GRK, dengan memanfaatkan terobosan teknologi terkini," pungkasnya.