Beberapa tahun terakhir, kondisi ritel di Tanah Air memang tengah melesu. Hal itu ditandai dengan sejumlah ritel yang menutup gerainya. Namun, hal itu tak berlaku bagi FamilyMart. Merek convenience store asal Jepang tersebut justru menargetkan 100 gerai hingga akhir tahun 2017 ini.
“Sejak pertama kali diluncurkan pada Oktober 2012 silam hingga kini, kami sudah memiliki 73 toko FamilyMart yang tersebar di area Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi," ucap Dominic Kusniadi, Property Division Head FamilyMart.
Guna mencapai target tersebut, hari ini (23/10), FamilyMart membuka kembali satu gerainya di LTC Glodok-Jakarta. "Sampai akhir Oktober ini, kami akan kembali menambah dua gerai di Apartemen Gading Nias serta Kalibata Square,” tegas Dominic, yang menyebutkan ke depannya siap membuka gerai-gerai FamilyMart di daerah-daerah yang potensial seperti Bali dan Samarinda.
Diakuinya, dibutuhkan diferensiasi untuk tetap bertahan pada kondisi ritel yang tengah melesu dan persaingan yang sangat ketat. Salah satu diferensiasi yang ditawarkan oleh FamilyMart adalah desain interior-eksterior toko yang modern dan eksklusif, fasilitas hang-out yang disiapkan bagi pelanggan, serta varian lengkap produk kebutuhan sehari-hari. Antara lain, produk unggulan Ready To Eat maupun Ready to Drink seperti Siomay, Dimsum, Pao, Fresh-Brewed Coffee, Green Tea Latte, dan Thai Tea.
Dipilihnya area Glodok sebagai salah satu gerai FamilyMart, diterangkan Dominic, karena Glodok memiliki market yang cukup besar. “Hampir segala macam kustomer ada di Glodok. Sebagai langkah awal memperkenalkan FamilyMart kepada pengunjung LTC Glodok, kami akan mengelar program promo Beli Produk Coffee, Bayar Suka-Suka,” paparnya, yang menyebutkan bahwa kontribusi terbesar dari penjualan di FamilyMart adalah produk Ready to Eat dan Ready to Drink.
Selain grand opening FamilyMart, di hari yang sama juga dilakukan pembukaan store Lightplus CCTV, di Lt. 1 LTC Glodok. Pembukaan gerai Lightplus tak lepas dari besarnya pasar produk solusi keamanan seperti CCTV di Indonesia. Mengingat, produk CCTV bukan lagi barang mewah, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Diketahui, saat ini pasar CCTV nasional mencapai Rp 2,4 triliun per tahunnya.