Pengguna smartphone di dunia terus mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Jika tahun 2015 dan 2016, jumlah penggunanya mencapai 1,9 miliar dan 2,1 miliar, maka pda tahun 2017 jumlah mencapai 2,3 miliar. Tahun 2018 dan 2019, jumlahnya diprediksi naik menjadi 2,5 milair dan 2,7 miliar. Demikian diungkapkan Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia Noriyuki Kawakubo pada hari ini (19/12), di Jakarta.
Serupa dengan trend di dunia yang terus bertumbuh, pengguna smartphone di Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tahun 2016 lalu, jumlah pengguna smartphone di Tanah Air sudah mencapai 63,1 juta.
“Tak hanya pengguna smartphone yang tinggi, di Indonesia, pengguna media sosial juga tercatat tinggi, salah satunya Instagram. Semua pengguna itu didominasi oleh segmen millennial, yang memang 'melek' digital dan social media. Dan, tingginya popularitas Instagram yang menampilkan format square atau kotak, rupanya turut mempengaruhi dunia fotografi digital,” ujarnya.
Berangkat dari fenomena itu, maka Fujifim sebagai salah satu pionir di dunia fotografi, memutuskan untuk meluncurkan kamera instan hibrid, Fujifilm Instax SQ10, pada Mei 2017. Produk baru tersebut, diklaim Noriyuki, sebagai salah satu Good Design Best 100 pada ajang “Good Design Award 2017” yang digelar kementerian ekonomi, perdagangan, dan industri Jepang.
“Kami juga menambahkan opsi warna untuk seri Instax SQUARE SQ10 dengan warna putih yang terlihat elegan. Fitur tersebut tentunya akan membuat pengguna dapat mengeksplor sisi artistik mereka sambil menikmati pengalaman fotografi yang unik dan menyenangkan,” ia memaparkan.
Guna melengkapi pengalaman fotografi kepada para penggunanya, Fujifilm meluncurkan Instax SP-3, yang merupakan generasi ketiga pritner foto Instax Share SP-Series. Dilanjutkan Noriyuki, Instax Share SP-3 tidak hanya dapat mencetak foto dari kamera digital, tetapi juga dapat menggunakan aplikasi Instax Share yagn tersedia di Google Play maupun AppStore untuk mencetak foto di smartphone secara langsung menggunakan koneksi nirkabel.
Peluncuran produk printer seri tersebaru tersebut, diakuinya, demi menjawab perubahan perilaku para pengguna kamera. Jika dulu fungsi kamera digunakan untuk merekam dan menyimpan, maka saat ini, fungsi kamera adalah untuk komunikasi dan ekspresi diri, antara lain melalui Instagram.
Ia menambahkan, produk baru tersebut menyasar segmen muda dan millennial pengguna smartphone yang juga aktif di media sosial. “Fujifilm Instax Share SP-3 hadir dalam pilihan warna hitam dan putih. Desainnya di rancang ringkas dan ringan, sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Bahkan, mencari foto untuk dicetak juga dapat dilakukan dengan mudah, jika menggunakan aplikasi Instax Share versit terbaru, yang memang sudah mendukung berbagai media sosial dan layanan foto terkemuka seperti Instagram, Facebook, Weibo, Dropbox, Google Photos, dan Flickr. Melalui aplikasi itu, pengguna sudah dapat mengaskes dan mencetak foto yang diinginkan,” terangnya.
Guna memperkenalkan produk anyarnya itu di Indonesia, Fujifilm menggelar sejumlah program. Di antaranya, program Instax Exhibition dengan menggandeng 12 seniman di Indonesia, program Crafting dan Workshop di Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang dihelat dua kali dalam sebulan, serta bekerja sama dengan Instaxgrafer (komunitas fotografer yang menggunakan kamera Instax). Bahkan, Fujifilm juga siap melakukan kolaborasi dengan mitra lainnya. Selain itu, Fujifilm juga melakukan pendekatan Public Relations (PR) melalui media gathering. “Produk terbaru ini dapat dibeli mulai tanggal 19 Desember 2017 di Blibli.com,” tutup Noriyuki.