Mengacu kepada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN tahun 2015 – 2024, konsumsi listrik Indonesia diprediksi akan meningkat rata-rata 8,7% per tahun. Sementara, jumlah pelanggan diprediksi akan meningkat dari 60,3 juta pada tahun 2015 menjadi 78,4 juta pada tahun 2022. Tingkat pertumbuhan itulah yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk melakukan penambahan kapasitas listrik sebesar 35GW.
Dua belas bulan usai pencanangan program penyediaan tambahan kapasitas listrik hingga tahun 2019, kini Indonesia telah merealisasikan lebih dari 11GW kapasitas listrik baru. Handry Satriago, CEO GE Indonesia, mengatakan bahwa meski realisasi penambahan kapasitas listrik menjadi sangat penting untuk mencapai target nasional pada tahun 2019 nanti, tidak kalah pentingnya memastikan para investor proyek-proyek pembangkit listrik mengevaluasi dan mendapat manfaat dari inovasi teknologi terkini.
“GE sebagai mitra industri di sektor transportasi, aviasi, energi, dan kesehatan selalu berkomitmen mendukung pemerintah dan masyarakat Indonesia. Kami juga berkomitmen dalam menghadirkan listrik bagi masyarakat Indonesia. Saat ini 30% kapasitas pembangkit listrik yang telah terealisasi di Indonesia menggunakan teknologi GE,” katanya.
Dengan pengalaman yang mendalam di bidang pembangkit listrik serta inovasi, diyakininya, GE mampu menyediakan teknologi yang paling komprehensif di sektor energi. Terdapat lebih dari 13.500 turbin gas dan turbin uap di seluruh dunia yang sedang beroperasi dengan kapasitas lebih dari 1.500 GW. Secara bertahap, GE juga memadukan pengalaman industri dan keahlian big data guna mengembangkan pengalaman informasi teknologi untuk teknologi operasional mutakhir.
Bahkan, pada tahun 2014, melalui penggunaan solusi pembangkit listrik digital GE, inisiatif itu telah menghemat US$ 70 juta melalui kemampuan prediktif. “Dengan mendeteksi kerusakan peralatan sebelum benar-benar terjadi, perangkat lunak analisis prediktif GE telah berhasil menghemat biaya sekaligus mengoptimalkan kinerja aset,” tutupnya.
