Pemanfaatan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tengah menjadi tren di Indonesia. Hal itu ditandai dengan makin maraknya gedung atau bangunan yang memanfaatkan PLTS. Berangkat dari fenomena itu, PT Utomodeck Metal Works--produsen atap yang telah berdiri sejak tahun 1976--melakukan inovasi bisnis dengan menghadirkan solar PV atau panel surya.
Dijelaskan Direktur Pengelolaan & Pengembangan PT Utomodeck Metal Works Anthony Utomo, pada hari ini (3/9) di Jakarta, “Seiring tingginya permintaan PLTS, kami bertransformasi menjadi perusahaan atap terintegrasi yang juga menyediakan panel surya yang dapat dipasang di atas bangunan (PLTS Rooftop).”
Lebih lanjut ia menerangkan, penggunaan PLTS Rooftop dapat menghemat biaya listrik hingga 15%-30% per bulan. Selanjutnya, investasi yang dikeluarkan tertutupi pada tahun ke-6 hingga ke-9 setelah PLTS dioperasikan. “Masa penggunaan solar panel pun bisa mencapai 30 tahun dengan perawatan yang minim,” tegas Anthony.
Saat ini, permintaan pemasangan solar PV terus meningkat. Hal itu terjadi sejak diterbitkannya Permen ESDM No. 49 Tahun 2018, dimana pemilik gedung dapat memanfaatkan PV Surya sebagai sumber listrik utama tanpa baterai. Sebelum Permen ESDM terbit, investasi PV Surya terbilang mahal, karena masih diwajibkan menggunakan baterai dengan harga yang relatif mahal. Setelah Permen ESDM, maka kelebihan listrik dapat di-saving untuk penggunaan bulan berikutnya, sehingga akan menghemat biaya energi.
“Kami juga menawarkan sistem sewa penel surya untuk penggunaan hingga 30 tahun. Namun untuk sistem ini, Utomodeck baru menyediakannya bagi segmen bangunan pemerintah, pabrik, dan komersial. Sementara untuk residensial, masih menggunakan sistem jual-beli dengan investasi sebesar Rp 15 ribu per 1 wp (watt peak),” imbuh Anthony yang menyebutkan bahwa selama masa sewa panel surya, Utomodeck menjamin perawatan dan perbaikan peralatan.
Saat saat ini, Utomodeck telah menjalin kerja sama sewa panel surya untuk menghasilkan listrik sebesar 660 kwp yang tersebar di 11 lokasi. Selain itu, Utomodeck juga telah menjalin kerja sama dengan Hanergy Group, produsen thin film solar cell terbesar di dunia, demi mengakomodir perkembangan permintaan pelanggan yang menginginkan penggunaan solar PV yang harus sesuai dengan desain bangunan serta kearifan lokal.
Untuk memperkenalkan sekaligus mengedukasi produk solar PV-nya, Utomodeck bersama XL Axiata Group sebagai penyedia infrastruktur koneksitas IT multinasional menggelar Technical Workshop bertajuk “Smart Energy Building: Implementation & Trends” pada hari ini (3/9) di Jakarta. Pada kesempatan itu, dikupas berbagai isu seperti Energy Management Through IoT Approaches; IoT in Smart Building: Sensors, Automation, & Ecosystem; BIV (Building Integrated PV-Solar Cell), hingga konsep Solar Printing in Smart Building.
Sejumlah pembicara pakar dihadirkan pada Technical Workshop tersebut. Di antaranya, Senior IoT Practitioner Helmi Halim, Head of IoT Innovation & Enablement Boy Wicaksono, VP Thin Film-Hanergy Group Zhaobo, Former Board Member of the Dutch Renewable Energy Association (NVDE) and Holland Solar the Dutch Trade Organization for Solar Energy Martin Schootstra, Solar Technology Researcher & Director Technology of Xurya N. Edwin Widjonarko, dan Praktisi Industri Atap dari PT Utomodeck Metal Works Anthony Utomo.