Memahami kondisi tersebut, CleverTap sebagai penyedia solusi customer engagement seluler dan analytic baru -baru ini meluncurkan Clever.AI di Indonesia, engine AI yang diklaim dapat dapat membangun pemahaman seperti manusia terhadap pelanggan dan secara efisien memberikan pengalaman yang dipersonalisasi yang beresonansi dengan mereka, yang pada akhirnya memaksimalkan value seumur hidup customer.
Sebagai sebuah engine AI, Clever.AI akan memungkinkan brand meningkatkan kedalaman dan efektivitas interaksi dengan pelanggan dan membantu bisnis mengoptimalkan strategi customer engagement mereka.
Clever.AI membantu brand melakukan otomatisasi, kampanye, pembuatan konten, dan eksperimen dalam skala besar sehingga brand dapat fokus pada strategi dan menjadi lebih berwawasan, berempati, dan dapat ditindaklanjuti. Dibangun di atas tiga pilar inti AI (Prediktif, Generatif, dan Preskriptif) Clever.AI mengubah customer engagement dengan membuat interaksi menjadi lebih cerdas dan efisien.
Dengan cara itu, brand dapat menciptakan pengalaman dan kampanye yang personal dan didukung oleh TesseractDB, basis data yang dibuat khusus untuk customer engagement, kampanye bisa dihasilkan dengan lebih cepat dan memiliki skalabilitas yang tinggi. Clever.AI telah diaplikasikan di banyak perusahaan global, di antaranya TouchnGo, Swiggy, dan Burger King.
Di Indonesia, perusahaan yang menjadi klien CleverTap antara lain Indosat Ooredo, Pluang, Bank Sinar Mas, dan banyak lagi. “Customer kami sangat amat luas, dari mulai transaksional customer seperti Telco sampai juga ke BFSI atau Banking and Financial Services,” papar Joe.
Di singgung soal UMKM di Indonesia terkait dengan penerapan AI untuk mengembangkan bisnisnya, menurutnya, teknologi termasuk juga AI itu sebenarnya applicable buat semua segmen industri, baik itu perusahaan besar maupun UKM. Pertanyaannya adalah kebutuhan, apakah UKM tersebut sudah butuh atau belum untuk memanfaatkan AI.
Faktor kebutuhan bisa didekati dari seberapa besar data yang dimiliki untuk di-optimazed oleh AI. Jika data yang dimiliki (data point) UKM itu besar maka akan sangat dibantu kalau UKM itu mengimplementasi AI.
Ia menyarankan, adopsi AI untuk UKM pertama adalah jangan melihat bahwa AI ini sesuatu yang wah dan hanya industri besar yang pantas atau yang bisa menggunakan AI. UKM harus sadar bahwa teknologi AI ini tersedia buat semua kalangan industri, baik industri skala kecil, menengah, maupun besar.
Kedua, memahami apa yang dibutuhkan supaya efektif untuk bisnis. Dalam arti, apakah UKM itu punya input data yang cukup dan memiliki tim marketer yang bisa mengoperasikannya?
“Nah, kalau UKM merasa sudah memenuhi itu, silakan langsung pakai. Menurut saya, menggunakan AI pada saat mereka masih UKM itu itu akan sangat amat membantu untuk accelerate dan meraih business growth ke depannya,” tandas Joe Harahap. ()