MIX.co.id – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Upstream Pertamina, membuktikan eksistensi di sektor hulu migas berskala internasional melalui perhelatan International Association of Oil & Gas Producer (IOGP) Summit di Nusa Dua, Bali.
PHE berkolaborasi dengan IOGP sukses menyelenggarakan rangkaian IOGP Summit 2023 yang merupakan kegiatan pertama kali diselenggarakan.
Kegiatan IOGP Summit 2023 berlangsung 16-19 Oktober 2023, memiliki filosofi menggali potensi di berbagai aspek untuk memberikan kinerja terbaik dan menjaga keberlanjutan pasokan energi. Hal ini sejalan dengan tema event, yakni “Explore the Potential.”
Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu tonggak sejarah pertemuan IOGP secara offline pasca pandemi.
“Kita berada di sini untuk menggali peran krusial Geomatika dalam mendukung kegiatan operasional di lingkungan yang menantang seperti laut dalam, daerah terpencil, dan lapangan mature. Hal ini sangat signifikan untuk memastikan tantangan fokus utama yaitu keberlanjutan pasokan energi,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima redaksi di Jakarta, Senin (23/10).
Ia menjelaskan, industri hulu migas saat ini dihadapkan pada trilema energi, yaitu menyeimbangkan antara ketahanan energi (energy security), keterjangkauan (affordability), serta keberlanjutan (sustainability).
“Strategi kolaboratif sangat penting dalam perjalanan menuju era transisi energi di Kawasan Asia Pasifik. Dengan semangat sinergi, kita bisa bersama menjawab tantangan trilema energi untuk membangun masa depan yang berkelanjutan,” tegas Awang.
Minyak dan gas, diakui, akan tetap berkontribusi besar dalam ekonomi global hingga tahun 2050, bahkan di tengah era transisi ke energi yang rendah emisi.
“Energi fosil mempunyai peran signifikan dalam memasok kebutuhan energi nasional saat ini,” timpal Noor Arifin Muhammad, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM.
Pemerintah bahkan menetapkan target produksi nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030, di samping mengemban tugas untuk mengurangi emisi dari energi fosil.
“Maka, saat ini kami juga sedang mengatur regulasi mengenai carbon capture utilization storage/carbon capture storage (CCUS/CCS) untuk meningkatkan daya tarik investasi. Kami percaya dengan kerja keras, kerja sama, komunikasi, dan keterbukaan antar pemangku kepentingan dapat mendukung tercapainya ketahanan serta keberlanjutan energi,” tegas Noor Arifin.
Lebih lanjut, dituturkan Awang, PHE akan terus berinvestasi...