"Growtech Jakarta" dan "ProPak Indonesia" Pamerkan Solusi Teknologi Pertanian serta Pengemasan Berskala Internasional

MIX.co.id - Pameran Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia resmi dibuka pada hari ini (4/9), di JiExpo Kemayoran, Jakarta. Pameran industri terpadu yang digelar Pamerindo Indonesia itu menghadirkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional.

Kali ini, pameran mengusung konsep ‘From Farm to Table’. Pameran ini akan berlangsung di JIExpo Kemayoran hingga 6 September 2024 mendatang. Pameran ini menjadi platform utama bagi para pelaku industri untuk bertemu, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan strategis.

Dituturkan Meysia Stephannie, Event Director PT Pamerindo Indonesia, pameran industri terpadu ini tidak hanya memberikan wawasan tentang teknologi terbaru, melainkan juga solusi praktis yang dapat diadopsi langsung oleh pelaku industri untuk meningkatkan daya saing industri. "Pameran ini mendukung keberlanjutan industri dengan teknologi yang dapat memperpanjang masa simpan produk (safe life) dan mengurangi dampak lingkungan," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian Dr. Ir. Ali Jamil, MP., Ph.D, menyampaikan bahwa sektor pertanian merupakan fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Peningkatan anggaran pangan di RAPBN 2025 menjadi Rp 124,4 triliun menunjukkan komitmen pemerintah dan dukungan pemerintah terhadap produktivitas pangan. Kehadiran Growtech Jakarta diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan kebutuhan teknologi pertanian modern.

“Ekosistem digital menjadi penentu ketahanan pangan. Smart Farming 4.0 adalah strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan industri pertanian saat ini. Sistem pertanian terintegrasi berbasis teknologi digital mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi, sekaligus memberikan keuntungan kompetitif bagi para pelaku industri pertanian," urainya.

Laporan dari IPCC menunjukkan bahwa perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerusakan tanaman hingga 20% di wilayah pertanian pada tahun 2050. Sementara itu, World Resources Institute (WRI) memperkirakan bahwa produksi pangan dunia perlu meningkat hingga 100% untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 9 miliar penduduk dunia di tahun tersebut. Smart Farming 4.0 menjadi solusi kunci dalam menghadapi tantangan ini.

Sejumlah inovasi teknologi menarik akan hadir dalam pameran industri terpadu ini, seperti ‘Drone Sprayer’ yang dipamerkan oleh ALSINTANI, ‘Paper Packaging Maker’ dari PT Hagihara Westjava Industries, dan PT. Lami Packaging yang menampilkan kemasan aseptik pertama tanpa aluminium.

Mindo Sianipar, Ketua Umum Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTANI), menambahkan, “Kolaborasi antara teknologi sprayer dan drone memungkinkan penyemprotan dilakukan dengan lebih cepat dan tepat, sehingga meningkatkan efisiensi proses pertanian. ALSINTANI berkomitmen terus mendukung upaya setiap anggota dalam meningkatkan level mekanisasi pertanian dengan mengolaborasikan alat dan mesin pertanian dengan teknologi terbaru. Pameran industri terpadu ini dapat memberikan gambaran masa depan teknologi pertanian di Indonesia, yang kelak membawa ke era baru dalam efisiensi dan keberlanjutan.”

Sorotan lainnya di pameran ini adalah teknologi pengemasan modern. Produk inovatif ‘Paper Packaging Maker’ dari PT Hagihara Westjava Industries saat ini menjadi satu-satunya produk yang memiliki sertifikasi FSSC 22000, skema sertifikasi keamanan pangan yang diakui Global Food Safety Initiative (GFSI) dengan standar ISO 22000. Hal tersebut membuktikan komitmen perusahaan terhadap standar keamanan pangan internasional.

Sementara itu, PT Lami Packaging memperkenalkan kemasan aseptik pertama tanpa aluminium, yang menggunakan Bio-PE dan papan kertas tanpa pemutih untuk mengurangi emisi karbon, sejalan dengan upaya keberlanjutan global.

Berdasarkan tinjauan dan analisis Exactitude Consultancy, pasar pengemasan berkelanjutan dari tahun 2020 hingga 2029 diperkirakan tumbuh sebesar CAGR 7,3%, mencapai US$ 404,7 miliar pada tahun 2029. Berdasarkan bahan yang digunakan, pasar pengemasan berkelanjutan terbagi menjadi kertas, logam, kaca, dan plastik. Selama periode tersebut, kertas diprediksi akan mendominasi pasar global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)