Serangan siber (cyber attacks) yang kerapkali dihadapi perusahaan menjadi tantangan utama perusahaan ketika bertransformasi digital. Sejatinya, di era digital seperti sekarang, serangan siber memang tak bisa dihindari. Oleh karena itu, dibutuhkan piranti yang mampu membantu perusahaan dalam memerangi seragan siber.
Sophos sebagai pemimpin global keamanan jaringan dan endpoint, menyadari kebutuhan perusahaan akan piranti yang mampu menghadapi serangan siber. Oleh karena itu, pada awal Juli ini (4/7), Sophos menghadirkan piranti teranyarnya, Endpoint Detection and Response (EDR).
Dan Schiappa, Chief Product Officer Sophos, menjelaskan, “Blended cyberattacks, yang tadinya hanya bagian kecil dari nation state attackers, kini menjadi praktek yang umum di kalangan penjahat siber karena serangan ini menguntungkan. Perbedaannya adalah para nation state attackers cenderung bertahan di dalam jaringan cukup lama sementara penjahat siber biasa mengejar kesempatan mendapatkan uang dengan cepat.”
Lebih jauh ia menerangkan bahwa kebanyakan malware saat ini bekerja secara otomatis. Dengan demikian, mudah bagi para penyerang untuk menemukan sebuah lembaga yang postur keamanannya lemah, menilai potensi pembayaran mereka, dan teknik-teknik peretasan menggunakan teknik peretasan hand-to-keyboard untuk membuat kerugian sebanyak mungkin.
Dengan Intercept X for Server with EDR dari Sophos, yakin Dan Schiappa, Manajer IT di perusahaan berbagai ukuran, kini dapat mendeteksi serangan tersembunyi secara proaktif, memahami lebih baik dampak insiden keamanan, dan dengan cepat membayangkan serangan secara lengkap.
Sophos EDR telah didukung oleh teknologi pembelajaran mendalam (deep learning) untuk mendeteksi malware. Deep learning neural network diajarkan ke ratusan ribu sampel untuk mencari atribut mencurigakan dari kode berbahaya untuk mendeteksi ancaman yang belum pernah ada. “Teknologi ini memberikan analisis ahli terhadap potensi serangan dengan membandingkan DNA dari file mencurigakan terhadap sampel malware yang telah dikelompokkan di SophosLabs,” tambahnya.
Dengan fitur EDR dari Sophos, Manajer IT juga memiliki akses langsung terhadap intelijen dari SophosLabs, penyelidikan terpandu pada kejadian-kejadian mencurigakan, dan langkah-langkah yang disarankan. Untuk menjaga visibilitas penuh pada ancaman, SophosLabs menelusuri, mendekonstruksi, dan menganalisa 400.000 serangan malware yang unik dan belum pernah ada sebelumnya, setiap hari.
“Pelanggan kami menggunakan Intercept X with EDR dari Sophos untuk endpoint mereka. Menurut pelanggan kami, EDR dari Sophos mudah diimplementasikan, mudah digunakan, dan mudah dikelola. Hal ini mengurangi tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk mengelola EDR dan membuat pelanggan kami lebih efektif melindungi server, yang merupakan faktor penting mengingat tingginya tingkat serangan di sini,” ujar Sam Heard, President Data Integrity Services, mitra Sophos di Lakeland, Fla.