Paska dua bulan krisis AirAsia berlalu, AirAsia masih tampak massif menggelar program pemulihan. Antara lain, melalui program #togetherwestand yang melibatkan netizen dengan memanfaatkan seluruh akun social media-nya—baik di twitter, facebook, hingga Youtube.
Hasil analisis Awesometrics tentang respon netizen pasca krisis airasia berlalu
Lantas, seperti apa respon para netizen paska dua bulan krisis AirAsia berlalu? Simak analisis krisis AirAsia berikut ini oleh Awesometrics, mitra kerja Fortune PR. Periode analisis 15 Februari hingga 17 Maret 2015 dengan kata kunci “Air Asia”, “@AirAsia”, dan “airasia” menunjukkan bahwa social media masih menjadi powerful. Share of voice by media platform masih menjadi mayoritas, yakni 98%. Sisanya, 2%, adalah media massa.
Pada periode tersebut, mention tertinggi terjadi pada 2 Maret, yakni dengan 20.828 mention. Ada dua mention positif yang paling tinggi terjadi pada hari itu. Yakni, mention yang berisi, “AirAsia Kebut Pemberian Santunan Ahli Waris Korban” dan “20% off flight tax AirAsia happening now”.
Sementara itu, twitter yang paling banyak re-tweet (sebanyak 520 kali) adalah status netizen yang berbunyi, “As much as I was TOLD not to fly @AirAsia I am excited to be on board from KL to Manila. Philippines. Bismillah.”
Di facebook, yang paling banyak dikomentari adalah berita online MERDEKA.com. “Jonan langsung marah-marah ke AirAsia setelah melakukan sidak. Berbeda dengan Lion Air, Jonan malah tak nampak batang hidungnya,” demikian isi berita MERDEKA.com yang ber-tone ‘membela’ AirAsia yang dikomentari sebanyak 1.052 kali.
Sementara itu, berdasarkan top user by impact, online news yang paling tinggi dampaknya dalam menyebarkan berita AirAsia adalah @detikcom, yang memiliki impact 421,3 juta. Selanjutnya, disusul oleh @Metro_TV dengan impact 332,5 juta, Kapanlagi.com dengan impact 155,07 juta, @AirAsia dengan impact 145,1 juta, dan @VIVAnews dengan impact 119,1 juta.
