Heartology Sukses Lakukan Operasi Hybrid Pertama di Indonesia

Awal Februari ini (10/2), Heartology Cardiovascular Center menggelar virtual media gathering bertajuk “Operasi Hybrid Pertama di Indonesia”. Pada kesempatan itu, sejumlah pembicara pakar dihadirkan. Di antaranya, dr. Dicky Aligheri SpBTKV selaku Dokter Bedah Jantung dan Vaskular, sub-spesialisasi Thoraks, Kardiak, dan Vaskular serta dr. Suko Adiarto, SpJP(K) selaku Dokter Jantung, sub-spesialisasi Intervensional Kardiologi dan Vaskular.

Melalui media gathering tersebut, Heartology memperkenalkan layanan Operasi Hybrid yang berhasil dilakukan oleh tim Heartology. Keberhasilan itu menjadikan Heartology sebagai pusat cardiovascular yang berhasil melakukan operasi hybrid pertama di Indonesia.

Sejatinya, Heartology Cardiovascular Center mampu melakukan operasi hybrid yang pertama di Indonesia, karena didukung oleh teknologi canggih dan tim dokter berpengalaman yang mempunyai rekam jejak yang telah terbukti.

Diakui dr. Dicky, yang juga memimpin pembedahan pada operasi hybrid, melalui media gathering ini, Heartology juga ingin mengedukasi masyarakat agar lebih awal mewaspadai penyakit jantung, termasuk memahami faktor-faktor penyebab penyakit jantung.

Lebih jauh ia menjelaskan, operasi hybrid dilakukan tim Heartology kepada seorang pasien perempuan berusia 68. Dia datang dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, dan memiliki riwayat stroke.

Dari hasil diskusi tim Dokter Heartology yang terdiri dari Dokter Jantung dan Bedah Jantung, diputuskan untuk melakukan Operasi Hybrid. “Ada tiga prosedur yang kami lakukan, yakni Total Arch Replacement, Elephant Trunk, dan Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEVAR),” ucapnya.

Ada beberapa alat canggih yang digunakan pada operasi hybrid. Bahkan, ada beberapa strategi khusus, yang sebagian tidak dilakukan pada operasi jantung umumnya.

Dia mencontohkan, ruang operasi hybrid, yang memungkinkan dilakukannya tindakan diagnostik, intervensi, dan pembedahan pada saat yang sama. Ruang operasi ini dilengkapi dengan mesin GE Discovery IGS 7, yang dilengkapi dengan robotic gantry yang memudahkan transisi antara imaging dan bedah, bebas suspensi di langit-langit sehingga mengurangi sumber kontaminasi. Selain itu, ada Heart lung machine, yang berfungsi sebagai pengganti jantung dan paru saat jantung dan paru pasien dihentikan.

Sementara itu, terkati strategi khusus, pada operasi hybrid, tim Heartology menggunakan strategi hipotermic arrest, di mana suhu tubuh diturunkan hingga 23˚C; strategi circulatory arrest, di mana seluruh aliran darah dihentikan; dan strategi selective perfusion, di mana pasien diberikan aliran darah tambahan untuk mencegah kerusakan organ saat aliran darah dihentikan.

“Teknologi dan strategi ini memerlukan beberapa monitoring saat operasi yang juga sangat jarang dilakukan pada operasi jantung lain, antara lain seperti dual artery line dan temperature monitoring, nirs (saturasi otak), dan monitoring kompleks lainnya,” tuturnya.

Menurutnya, ada sejumlah manfaat operasi hybrid bagi pasien. Di antaranya, keamanan dan hasil klinis yang lebih baik, mencegah penundaan tindakan , pemulihan lebih cepat, dan efektivitas biaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)