Pertumbuhan bisnis start-up di Indonesia rupanya berdampak pada pertumbuhan bisnis properti di sektor Small Office Home Office (SOHO). Terbukti, mayoritas pembeli unit di SOHO Podomoro City—milik Agung Podomoro Land (APL)—adalah para startup atau pebisnis pemula yang bergerak di bidang Teknologi Informasi (TI), kreatif, dan jasa keamanan.
Di tengah tingginya minat SOHO di area Jakarta, diakui Vice President Director Agung Podomoro Land Veri Y. Setiady, ternyata supply SOHO hampir tidak ada. Itu sebabnya, SOHO Podomoro City mudah ludes terjual.
Demi menjawab kebutuhan para startup yang ingin mengembangkan usahanya di Jakarta, Agung Podomoro Land pun kembali meluncurkan SOHO Pancoran, yang lokasinya persis di dekat Tugu Pancoran, Jakarta. Sejak dilakukan ground breaking pada tahun 2013 hingga awal Maret 2016, penjualan unit di SOHO Pancoran sudah mencapai 70%. Lagi-lagi, mayoritas pembeli adalah end-user dan akan difungsikan sebagai kantro, alias para startup.
“Akhir thaun 2016 ini, kami targetkan penjualan total unit di SOHO Pancoran, yakni 346 unit, akan 100% terjual,” patok Veri, yang menyebutkan bahwa revenue yang Agung Podomoro Land peroleh dari proyek SOHO sebesar Rp 1,2 triliun.
Ya, pasar startup di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini memang tercatat menjadi segmen yang cukup menjajikan bagi industri properti. Data dari Dailysocial.net menyebutkan pada tahun 2015, terdapat 1.500 startup lokal di Indonesia. Bahkan, potensi bisnisnya mencapai US$ 13 miliar atau sekitar Rp 175 triliun.
Suskes dengan SOHO Podomoro City dan SOHO Pancoran, dikatakan Veri, Agung Podomoro Land akan mengembangkan kembali proyek SOHO-nya di daerah Jakarta lainnya. Sebut saja, di wilayah TB. Simatupang-Jakarta Selatan maupun di daerah Jakarta Pusat. “Kami pun berencana akan masuk ke kota-kota lainnya di luar Jakarta,” target Veri.
