Kesetaraan gender masih menjadi masalah di Indonesia. Laporan The Global Gender Gap Index 2020 yang dirilis oleh World Economic Forum, mengungkapkan bahwa Indonesia berada di peringkat 85 dari 153 negara dengan skor 0.70. Angka tersebut tidak mengalami perubahan sejak 2018.
Shinta Kamdani selaku Anggota Dewan Pembina IBCWE (Indonesia Business Coalition For Women Empowerment), mengungkapkan pentingnya kesetaraan gender di dunia kerja merupakan salah satu langkah untuk memperkecil celah ketidaksetaraan gender di Indonesia.
“Hal ini dapat diwujudkan salah satunya dengan menjadikan beberapa indikator kesetaraan gender di dunia kerja sebagai bagian dalam standard sustainability report atau laporan keberlanjutan,” terang Shinta.
Lebih jauh ia menjelaskan, dalam kurun 12 tahun, Indonesia telah berhasil mempersempit kesenjangan gender sebanyak kurang lebih delapan persen, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
“Namun, kesenjangan yang masih besar adalah dalam partisipasi dan kesempatan ekonomi serta pemberdayaan politik, juga masih menjadi faktor utama yang menghambat kemajuan Indonesia dalam mencapai kesetaraan gender,” imbuhnya.
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati juga mengakui bahwa perjuangan untuk mempertahankan kesetaraan gender di Indonesia adalah suatu perjuangan yang masih panjang.
Sebuah studi menunjukan bahwa perempuan terhalang oleh berbagai hal, mulai dari keluarga hingga norma budaya. Padahal, studi menunjukan bahwa apabila perekonomian memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki-laki, maka perekonomian itu akan mendapatkan keuntungan dalam produktivitas yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik.
“Kalau negara memberi kesempatan yang sama kepada perempuan di dalam berpartisi di ekonomi, maka produktivitas negara itu akan meningkat nilainya, bahkan mencapai Rp 28 triliun atau 26 persen dari GDP dunia,” ucap Sri Mulyani dalam webinar Katadata bertema Menuju Planet 50:50 Kontribusi Bisnis Pada Pencapaian SDG 5, hari ini (16/12).
Selain Sri Mulyani dan Shinta Kamdani, webinar Menuju Planet 50:50 Kontribusi Bisnis Pada Pencapaian SDG 5 juga dihadiri oleh Mr. Allaster Cox selaku Chargé d'Affaires kedutaan Australia; Inamo Djajadi selaku Direktur Utama Bursa Efek Indonesia; Nizma Fadilla selaku Monitoring, Evaluation, Learning IBCWE; Libby Lyon selaku Director of Workplace Gender Equality Agency Australia; dan Lany Harijanti selaku Country Program Manager GRI.
Hadir juga Harry Seldadyo Gunardi selaku peneliti dan pengajar di SDGs Analytic, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Atmajaya Jakarta; Amalia Adininggar selaku Kepala Sekretariat Nasional SDG BAPPENAS; Risa Effennita selaku Direktur Keuangan dan SDM Bursa Efek Indonesia; Andrie Darusman selaku Kepala Daya dan Komunikasi Perusahaan PT BTPN; dan Melanie Masriel selaku Direktur Komunikasi Hubungan Publik dan Berkelanjutan L’Oreal Indonesia.