Digitalisasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam pengembangan dan pemberdayaan mitra dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang dilakukan Danone Indonesia. Demikian ditegaskan Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, pada acara seminar bertajuk "Digital Preneurship: Menuju Kedaulatan Digital Indonesia” yang diselenggarakan oleh Universitas Wahid Hasyim dan NU Digital Services (NU Channel), hari ini (25/3).
"Melalui berbagai program dan bentuk kerja sama, Danone Indonesia terus berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan terhadap komunitas, mitra, dan UMKM melalui digital. Salah satunya, mendukung program Digital Preneurship Nahdlatul Ulama (NU). Program ini kami lakukan, karena kondisi pandemi Covid-19 telah membuat perkembangan digital menjadi semakin relevan di saat ini," papar Arif.
Pada era digitalisasi ini, Danone di Indonesia juga aktif memberikan edukasi bagaimana mengembangkan usaha kecil dan menengah melalui digital e-commerce. Edukasi dilakukan melalui kemitraan dengan berbagai pihak, baik pihak pemerintah, swasta, maupun organisasi kemasyarakatan.
Sejatinya, era digital menghadirkan berbagai kemudahan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi maupun pemanfaatan untuk kepentingan sosial ekonomi. Namun, di balik itu, kemajuan digital juga membuka ruang bagi kehadiran informasi yang salah atau berita-berita tidak benar tentang suatu peristiwa yang meresahkan publik, yang saat ini dikenal dengan hoax.
“Digitalisasi selain penting untuk perkembangan ekonomi masyarakat, tetapi juga harus diwaspadai terkait hoax dan disinformasi. Banyak sekali hoax dan disinformasi setiap hari kita terima. Oleh sebab itu, sebaiknya kita harus selalu mengingat untuk melalukan ‘saring sebelum sharing’,” tegas Arif.
Senada dengan Arif, Wasekjen PBNU Imam Pituduh membenarkan saat ini ekosistem digital berkembang sangat pesat, termasuk dalam konteks penyebaran isu politik, sosial, keagamaan, serta isu lainnya.
“Bagi NU, perlu adanya penanganan serius soal HOAX, khususnya membangun dan mengembangkan narasi-narasi positif yang lebih intensif dalam wujud konten yang kreatif, sehingga penyebaran berita bohong, fitnah, polarisasi, dan radikalisme yang selama ini terjadi dapat diatasi dengan baik," urai Imam.
Keberadaan Warga Nahdliyin yang saat ini berjumlah 100 juta jiwa berikut jejaring desa, komunitas, dan UMKM merupakan potensi yang dapat menjadi modal untuk meningkatkan kapabilitas dan daya saing Indonesia.
"Produktivitas anak-anak muda NU yang memiliki karakter entrepreneur dan kreatif dapat menjadi tumpuan strategis pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Kehadiran komunitas Digital Preneurship NU dengan didukung kolaborasi multipihak diharapkan mampu menjadi bagian dari upaya untuk menyusun peta jalan (road map) bagi terwujudnya Kedaulatan Digital Indonesia," lanjut Imam.
Saat ini, produk-produk Danone Indonesia seperti AQUA, VIT dan susu anak SGM Eksplor, Bebelac, dan Nutrilon telah dijual oleh lebih dari 1 juta pedagang yang sebagian besar pedagang kecil dan menengah (UMKM), termasuk warga Nahdliyin.