MIX.co.id - Menginjak usia ke-31 tahun, LSPR Institute of Communication & Business berhasil meraih sejumlah pencapaian. Diungkapkan Prita Kemal Gani, Founder & CEO LSPR Institute of Communication and Business, pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-31 hari ini (1/7), di kampus LSPR Bekasi, LSPR telah menjadi tuan rumah SGD (Sustainable Development Goals) Film Festival Ke-5.
LSPR kembali menjadi host dari festival film ini untuk kelima kalinya. SDG Film Festival merupakan kegiatan tahunan yang digelar sejak Maret 2018 di bawah Global Challenges Research Fund (GCRF), untuk meningkatkan kesadaran publik atas pentingnya kesetaraan, wawasan lingkungan, HAM (Hak Asasi Manusia), sebagaimana yang tertuang dalam Sustainable Development Goals, melalui penayangan film-film berkualitas.
Lebih jauh Prita menjelaskan, di usia ke-31, LSPR telah memiliki program yang lengkap, mulai dari S1, S2, hingga program untuk anak kebutuhan khusus. "Program untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini kami hadirkan agar mereka punya kesempatan yang sama dengan mahasiswa lain," ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, ada 92 anak yang berkebutuhan khusus yang tengah mengikuti program, dengan 40 tenaga pengajar, baik terapis dan dosen. "Adapun lulusan sudah cukup banyak. Sejak 2013 hingga sekarang, sudah ada 300 lulusan anak berkebutuhan khusus. Mereka ada yang sudah menjadi entrepreneur yang membuka toko perlengkapan bayi, ada juga sama ibunya bikin usaha rendang, dan sebagainya," urainya.
Selain itu, LSPR juga mendorong penyelenggaraan penelitian-penelitian dan diskusi ilmiah, salah satunya melalui penyelenggaraan konferensi internasional. Tahun ini, LSPR menggelar The 5th LSPR International Conference on Communication and Business (ICCB) dengan tema “Strengthening ASEAN’s Leadership in Sustainable Business and Advanced Communication”. Konferensi ini akan digelar pada 28-29 September 2023 di The Trans Resort Bali, diikuti oleh praktisi, peneliti, maupun mahasiswa.
“Tujuan diselenggarakannya ICCB adalah untuk memotivasi para akademisi dan praktisi, khususnya di ASEAN, untuk memperkuat kepemimpinan di tingkat dunia. ASEAN sebagai entitas regional perlu mendapatkan loyalitas dan kepercayaan dari masyarakatnya, agar bisnis dapat berkembang, selanjutnya masyarakat menjadi makmur dan terjamin secara berkelanjutan," papar Janette Pinariya, Wakil Rektor I LSPR.
Diakuinya, konferensi ini bermaksud mengumpulkan pikiran, menjadi tempat diskusi dan saling berbagi informasi terkait praktik dan inovasi di antara negara-negara ASEAN. "Pada akhirnya, kami ingin kegiatan ini dapat memberi kontribusi pada agenda UN-2030 tentang SDG," ungkap Janette.
Sementara itu, LSPR Institute menyadari bahwa dosen menjadi salah satu garda terdepan kampus yang perlu terus dikembangkan agar mahasiswa mendapatkan kualitas pengajaran yang terbaik. Untuk mewujudkannya, dibentuklah Lecturer Academy yang bertujuan mempersiapkan tenaga pengajar yang berkualitas, kompeten, memiliki kapasitas dan kapabilitas terbaik.
Program yang diselenggarakan dalam Lecturer Academy 2023 ini juga memberi arah pada pengembangan karir dosen di LSPR. Materi yang diberikan di antaranya tentang penulisan artikel ilmiah, pengembangan materi pengajaran, pengenalan Hak Kekayaan Intelektual, dan sebagainya.
Selain itu, LSPR juga memiliki LSPR Hybrid, yang merupakan bagian dari upaya LSPR dalam memajukan inovasi dalam pengembangan pendidikan tinggi. "Program ini bertujuan mensinergikan aktivitas akademik dan non akademik, baik secara daring maupun luring. Kombinasi pembelajaran ini diharapkan dapat memberi ruang kepada seluruh sivitas akademika untuk dapat menuangkan kreasi, beradaptasi dengan dunia digital saat ini, juga mengedepankan digital convergence," urai Prita.
Paling anyar, LSPR berinisiatif menghadirkan kampanye "Bali Shanti" atau "Bali Damai". Pemerintah Provinsi Bali pun menyambut baik rencana LSPR Institute of Communication and Business untuk memperluas pendidikan reputation management (pengelolaan reputasi) yang berfokus pada pemahaman kebudayaan, terutama kearifan lokal dari masyarakat Bali.