LABEL 'KEMUNGKINAN KARSINOGENIK' ASPARTAME OLEH WHO: KONTROVERSI DAN KONSEKUENSINYA

Kontroversi terkait aspartame kembali mencuat. Menurut laporan terbaru, International Agency for Research on Cancer (IARC), lembaga di bawah World Health Organization (WHO), berpotensi mengklasifikasikan aspartame sebagai "kemungkinan karsinogenik". Padahal, selama beberapa dekade, aspartame telah diterima sebagai aman oleh banyak otoritas kesehatan.

Aspartame, pemanis buatan yang kerap digunakan dalam berbagai jenis produk makanan dan minuman, Kembali memunculkan perdebatan. Kontroversi kali ini melibatkan laporan yang menyebut aspartame berpotensi diklasifikasikan sebagai "kemungkinan karsinogenik" oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), sebuah lembaga yang berada di bawah World Health Organization (WHO).

Penilaian IARC berdasarkan sekumpulan bukti ilmiah yang dipublikasikan, menciptakan getaran kekhawatiran di antara pelaku industri makanan, regulator, dan pihak yang berkepentingan dengan aspartame. Selama beberapa dekade terakhir, aspartame telah dianggap aman untuk dikonsumsi oleh berbagai otoritas makanan dan kesehatan di seluruh dunia.

Sejak tahun 1981, JECFA, sebuah komite ahli dari WHO dan Food and Agriculture Organization's Expert Committee on Food Additives, telah menyimpulkan bahwa aspartame aman untuk dikonsumsi dalam jumlah tertentu setiap hari.

Standar asupan harian yang ditetapkan oleh JECFA adalah 40 miligram per kilogram berat badan. Untuk seseorang dengan berat 60 kg, ini berarti mereka dapat mengonsumsi antara 12 hingga 36 kaleng minuman diet per hari. Standar ini juga mendapat dukungan dari regulator di banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

Studi observasional terbaru di Prancis yang melibatkan 100.000 orang dewasa menemukan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jumlah yang lebih besar - termasuk aspartame - dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Meskipun demikian, penelitian tersebut tidak dapat secara definitif membuktikan bahwa aspartame adalah penyebab peningkatan risiko tersebut.

Meski ada kontroversi, aspartame telah disetujui untuk digunakan secara global oleh regulator yang telah memeriksa semua bukti yang ada, dan produsen makanan dan minuman besar tetap menggunakan bahan ini selama beberapa dekade.

Baru-baru ini, WHO menerbitkan panduan yang menyarankan konsumen untuk tidak menggunakan pemanis non-gula sebagai metode kontrol berat badan. Panduan ini telah memicu debat di industri makanan, dengan argumen bahwa pemanis tersebut dapat membantu konsumen yang ingin mengurangi asupan gula mereka.

Penilaian "kemungkinan karsinogenik" dari IARC tidak mencerminkan risiko yang signifikan. Penilaian ini hanyalah menandakan adanya beberapa bukti yang menunjukkan potensi aspartame untuk menyebabkan kanker. Faktanya, terdapat banyak substansi lain yang juga termasuk dalam kategori "kemungkinan karsinogenik" menurut IARC, seperti aloe vera, sayuran acar Asia, dan diesel.

Pada tahun 2015, IARC menyimpulkan bahwa glifosat "mungkin karsinogenik". Meski keputusan ini ditantang oleh European Food Safety Authority (EFSA), dampaknya masih dirasakan oleh perusahaan, termasuk perusahaan Jerman, Bayer, yang pada tahun 2021 gagal dalam banding ketiga terhadap putusan pengadilan AS yang memberikan kompensasi kepada konsumen yang mengklaim bahwa kanker mereka disebabkan oleh penggunaan herbisida berbasis glifosat.

Keputusan IARC sebelumnya terkait berbagai substansi telah menyebabkan kekhawatiran konsumen, memicu tuntutan hukum, dan mendorong produsen untuk mengubah resep mereka dan beralih ke bahan alternatif. IARC sering menerima kritik karena penilaian mereka bisa menimbulkan kebingungan di kalangan publik.

Saat ini, JECFA juga sedang melakukan peninjauan terhadap penggunaan aspartame. Pertemuan mereka dimulai pada akhir Juni, dan diharapkan akan mengumumkan hasil peninjauan mereka pada tanggal yang sama dengan pengumuman keputusan IARC, yaitu pada 14 Juli.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)