Di era sekarang, generation gap sudah tidak asing di dunia kerja dan banyak menjadi isu di beberapa perusahaan. Untuk mengejar dan mencari titik temu guna menarik keinginan generasi muda untuk bergabung dengan perusahaan konvensional, maka perusahaan perlu mempertimbangkan isu tersebut dengan melakukan perubahan budaya kerja, pelatihan persiapan kerja, mentoring dan asistensi pengembangan diri. Jika tidak diakomodir, maka isu ini akan mempengaruhi regenerasi pekerja, dan rencana jenjang karir yang sudah ada ataupun sudah disiapkan perusahaan.
Perusahaan perlu lebih menekankan kepada career development program yang memberikan kesempatan talenta-talenta mudanya untuk mengembangkan kompetensinya, karena itu salah satu hal yang paling mereka cari. Selain itu, dibutuhkan juga inovasi terus-menerus agar pelatihan tidak dilakukan menggunakan cara-cara konvensional yang membosankan dan dengan materi-materi terkini yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
“Pada dasarnya, talenta-talenta muda ini sangat tertarik dengan self development. Mereka membutuhkan fasilitas training and development yang tentunya menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan fresh grader, contohnya seperti pelatihan motivasi dan communications skill. Ada satu lagi tren yang tengah digandrungi generasi muda saat ini yakni self discovery, yaitu bagaimana mereka bisa mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Hal ini bisa membantu mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan hidup dengan lebih bahagia,” urai Tita.
Menurut Tita, jika talenta-talenta muda ini diberikan banyak kesempatan mendapatkan program-program pengembangan dan pelatihan diri dalam berkarir, ibaratnya batu permata jika diasah secara benar akan menjadi permata terbaik dan terindah yang akan meningkatkan value perusahaan. Namun jika tidak diasah dengan benar, maka akan berpotensi mengganggu stabilitas sistem yang telah dibangun oleh perusahaan.
Saat ini, makin banyak perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor termasuk sektor perbankan mulai berinovasi melakukan beragam penyesuaian dan memberikan kesempatan lebih kepada generasi mudanya untuk terus belajar dan berkembang guna mendukung jenjang karier mereka.
Dia mencontohkan, salah satu perusahaan perbankan yang mengedepankan kesempatan kepada talenta mudanya untuk mengembangkan potensi dirinya adalah Danamon. Sebagai bank yang bulan Juli ini genap 67 tahun beroperasi di Indonesia, Danamon jelas masuk dalam kategori perusahaan konvensional. Untuk mengakalinya, Danamon memiliki program GROW, yang merupakan salah satu pilar dari Employee Value Proposition (EVP) bagi karyawan untuk membantu mereka tumbuh bersama Danamon, sejalan dengan tema ulang tahun perusahaan kali ini.
GROW merupakan Global Exposure, Rise to Excellence, Own Your Future, dan Wellness & Well-being. Lewat program ini, Danamon memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan global melalui program secondment assignment yang dilaksanakan secara berkolaborasi dengan MUFG, induk perusahaan Danamon yang juga salah satu institusi keuangan global terbesar di dunia. Program ini memungkinkan karyawan terpilih untuk belajar praktik-praktik bisnis terbaik di berbagai cabang MUFG di luar Indonesia, seperti di Tokyo dan Singapura.
Untuk mempersiapkan talenta mudanya menjadi pemimpin di masa depan, Danamon memberikan berbagai program pendidikan seperti 'Danamon Bankers Trainee' (DBT), ‘Danamon Technology Trainee’ (DTT), ‘Danamon SME Trainee’ (DST), dan ‘Danamon Banking Officer’ (DBO), di mana mereka diberikan kebebasan berinovasi untuk menyampaikan ide dan pendapat hingga terlibat dalam project-project yang signifikan.
Danamon juga mendukung karyawannya menyalurkan minat, bakat, dan kreativitasnya dalam bidang olahraga, seni, maupun hobi lainnya dengan menyediakan wadah berupa Danamon Club (D'Club).