MIX.co.id - Sebagai produsen tuna terbesar di dunia, Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia meluncurkan Strategi Pemanfaatan Perikanan Tuna Tropis (Indonesia Tropical Tuna Harvest Strategy). Strategi tersebut dihadirkan sebagai landasan untuk pengelolaan perikanan tuna yang efektif dan berkelanjutan.
Diungkapkan Prof. Ir. Budy Wiryawan, MSc pada orasi ilmiahnya akhir Juni 2023 di Institut Pertanian Bogor, pada penyusunan Harvest Strategy, operating model merupakan domain peneliti, sedangkan pengambilan keputusan untuk pengendalian aktivitas penangkapan dan jumlah penangkapan merupakan kewenangan pengelola perikanan.
“Tumpang tindih antara pengelolaan kawasan konservasi dan pemanfaatan perikanan memiliki potensi konflik dengan keberadaan kawasan konservasi, sehingga diperlukan sinergi menjaga siklus hidup dan rantai makanan dan sumberdaya ikan sehingga kelestarian ikan akan terjaga. Pemahaman yang utuh terhadap faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mempengaruhi kesejahteraan para pelaku usaha perikanan, pembuat kebijakan, dan pengelola dapat mengembangkan strategi efektif untuk kesejahteraan jangka panjang komunitas nelayan, serta konservasi ekosistem dan sumber daya ikan,” paparnya lagi.
Pada kesempatan lain, Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., Plt. Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan menegaskan, mengungkapkan, “Strategi Pemanfaatan (Harvest Strategy) merupakan langkah penting dalam proses pengembangan, pengujian, dan implementasi strategi pemanfaatan ikan tuna sirip kuning, cakalang dan tuna mata besar di perairan kepulauan Indonesia.”
Peluncuran Strategi Pemanfaatan Perikanan Tuna Tropis di Perairan Kepulauan Indonesia disahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Sakti Wahyu Trenggono di Batam, Kepulauan Riau, pada awal Juni 2023. “Lahirnya dokumen strategi pemanfaatan ini mewujudkan kedaulatan sekaligus komitmen Indonesia dalam mengelola dan menjamin keberlanjutan ikan tuna,” ucapnya.
Penyusunan strategi pemanfaatan tuna tropis di perairan kepulauan Indonesia telah dimulai sejak 2014, diprakarsai oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bekerja sama dengan pemerintah daerah, industri, dan pakar, termasuk dukungan dari Pusat Penelitian Perikanan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN): the Pacific Community-Western and Central Pacific Fisheries Commission (SPC-WCPFC); Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO Australia).
Selain itu, penyusunan strategi pemanfaatan ini juga tidak lepas dari dukungan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN); Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI); dan Yayasan IPLNF Indonesia (YII) yang tergabung dalam program Indonesia Tuna Consortium. “Harvest Strategy dalam perikanan tuna menguatkan komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan tuna dalam menyeimbangkan pengelolaan sumber daya berkelanjutan dengan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat pesisir,” pungkas Thilma Komaling, Strategic Lead Program Konsorsium Tuna Indonesia.