Inilah Tren Perilaku Konsumen Selama Covid-19

Studi "Covid-19 Consumer Behavior Track" pada 20-27 Maret 2020 yang dirilis SurveySensum menunjukkan, mayoritas konsumen Indonesia merasa cemas dengan situasi akhir-akhir ini. Sekitar 90 persen konsumen merasa kehidupan sehari-harinya terganggu sejak merebaknya Covid-19. Namun, 45 persen di antaranya yakin bahwa situasi ini akan segera membaik.

"Mereka yakin dalam dua bulan, situasi akan kembali normal. Itu artinya, konsumen berharap pada akhir Mei 2020 situasinya sudah terkendali,” ungkap Rajiv Lamba, CEO Surveysensum.

Kekhawatiran terbesar di kalangan konsumen adalah apabila ia atau keluarganya terserang Covid-19. Lebih dari separuh (70 persen) konsumen mengkhawatirkan hal tersebut. Kekhawatiran ini bukan saja menyangkut kesehatan konsumen dan keluarga besarnya, tetapi juga stigma sosial yang harus diterima.

Ditambahkan Rajiv, bagi masyarakat Indonesia yang senang bersosialisasi, ternyata dampak sosial tidak kalah mengkhawatirkan dibandingkan dampak kesehatan akibat Covid-19 itu sendiri. "Mereka khawatir dikucilkan dan tidak bisa bertemu dan bercengkerama dengan orang lain yang takut tertular Covid-19 selama berbulan-bulan,” ujarnya.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 500 konsumen ini, terungkap juga kepanikan yang terjadi akibat Covid-19. Ada 59 persen konsumen yang panik apabila toko-toko yang biasa mereka kunjungi kehabisan stok makanan dan kebutuhan pokok.

“Kekhawatiran tersebut mendorong perubahan perilaku konsumen secara signifikan. Konsumen kini lebih fokus pada gaya hidup dasar yang mengutamakan kesehatan dan higienitas,” ucap Rajiv.

Perubahan terbesar adalah meningkatnya jumlah konsumen yang membeli cairan pembersih tangan. Angkanya melonjak hingga 85 persen. Orang-orang kini jauh lebih perhatian dengan higienitas tangannya dengan mengaplikasikan cairan pembersih tangan berkali-kali dalam sehari.

Selain itu, lebih dari separuh atau 55 persen konsumen yang disurvei oleh SurveySensum menyatakan lebih sering minum air dibandingkan sebelum Covid-19 merebak di Indonesia. Mereka pun kembali ke prinsip dasar kesehatan dengan lebih sering mengkonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur, dan vitamin. Konsumen yakin bahwa dengan mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga mereka terhindar dari Covid-19.

Temuan lainnya yang dijumpai dari studi ini, 18 persen konsumen justru lebih sering berolahraga. Rajiv menuturkan, “Konsumen memang menghindari pergi ke gim karena pembatasan sosial. Sebagai gantinya, mereka berolahraga di rumah atau di sekitar lingkungan rumahnya. Ini merupakan kesempatan bagi produsen perlengkapan olahraga untuk memfasilitasi konsumen berolahraga di rumah.”

Di saat aktivitas terkait kesehatan meningkat, sebaliknya aktivitas lain yang berhubungan dengan kegiatan sosial, hiburan di luar rumah, transportasi, dan jalan-jalan menurun drastis. Konsumen mengurangi aktifitas di luar rumah, keramaian, dan berkerumun untuk menghindari penularan Covid-19.

Berjalan-jalan di akhir pekan, misalnya, tidak lagi dilakukan oleh 77 persen konsumen di Indonesia. Tak jauh berbeda, 76 persen konsumen mengurangi frekuensi pergi ke mall dan sebanyak 73 persen konsumen tidak berlibur sejak darurat Covid-19. Aktifitas lain yang lebih jarang dilakukan konsumen yaitu berkumpul dengan teman-teman mereka serta makan di luar rumah.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)