Inovasi menjadi salah satu kunci keberhasilan Dexa Group dalam mengembangkan sayap bisnisnya. Sejak memulai bisnisnya pada tahun 1969 lalu, Dexa sudah mampu menjadi salah satu perusahaan farmasi lokal terbesar di Tanah Air. Ekspansi bisnis Dexa pun telah menembus pasar global. Sebut saja, benuaAsia, Amerika, Eropa, Afrika. Bahkan, di Nigeria, obat sakit kepala Boska keluaran Dexa berhasil menjadi market leader.
“Dexa Group sangat percaya inovasi. Oleh karena itu, sekitar 5% dari pendapatan perusahaan, kami alokasikan untuk Research and Development (R&D). Dan, kami secara konsisten berinvestasi untuk R&D ataupun inovasi,” papar CEO Dexa Group Ferry Soetikno pada hari ini (27/6) di Titan Center, Tangerang Selatan.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa tantangan saat ini adalah tetap membangun daya saing di dalam perubahan yang sangat dahsyat. Sejatinya, Sumber Daya Manusia (SDM) potensial merupakan aset berharga untuk kemajuan Indonesia. Oleh karena itu, Dexa Group secara konsisten menggelar program “Dexa Award Science Scholarship” (DASS) untuk menggerakkan generasi muda Indonesia dalam mengembangkan inovasi riset, khususnya di bidang kesehatan.
DASS adalah program beasiswa yang digagas atas ide mulia dari Founder Dexa Group (Alm.) Rudy Soetikno. “Semangat pengabdian dan kontribusi beliau di bidang kesehatan ingin ditularkan kepada para generasi penerusnya melalui dukungan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” sambung Ferry, pada acara
Menurutnya, Dexa Award Science Scholarship ini menjadi salah satu tools untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia di bidang inovasi riset yang sejalan dengan core competencies yang Dexa Group miliki, yakni resources management, innovation, strategic alliances, dan change management.
Ditambahkan Ketua Panitia DASS 2019 Dr. Raymond Tjandrawinata, program DAAS mendapat antusiasme yang tinggi. Hal itu dapat terlihat dari jumlah peserta pada saat pelaksanaan Dexa Award Science Scholarship 2019, di mana ribuan pendaftar berasal dari 295 kabupaten/kota dan 349 kampus di seluruh Indonesia.
“Sebelumnya, bentuk dukungan Dexa Group terhadap pendidikan tinggi dikhususkan untuk lulusan apoteker dan telah berlangsung selama 10 tahun. Sejak 2018, bentuk dukungan Dexa Group terbuka lebih luas melalui Dexa Award Science Scholarship. Hingga saat ini Dexa Group telah memberikan dukungan pendidikan sedikitnya untuk 3.000 beasiswa mulai tingkat pendidikan dasar hingga jenjang S2,” urai Raymond.
Dalam program beasiswa DASS, lanjutnya, mahasiswa dapat mengajukan proposal penelitian dari beragam latar belakang keilmuan yang terkait dengan kesehatan, yang hasil akhirnya nanti dapat diaplikasikan untuk kesehatan masyarakat. Untuk proposal yang diajukan dan terpilih sebagai pemenang, Dexa Group akan memberikan apresiasi beasiswa atau biaya riset hingga total Rp 1 miliar dan bebas memilih kampus S2 terakreditasi A di seluruh Indonesia.
Rangkaian program beasiswa DASS 2019 digelar sejak 1 Februari hingga 15 April 2019. Dari program Dexa Award Science Scholarship telah mampu menjaring 1.664 pendaftar selama 8 pekan batas waktu pengumpulan proposal ditutup. Ribuan pendaftar tersebut berasal dari 34 provinsi, 295 kabupaten/kota, dan 349 kampus di seluruh Indonesia.
“Melalui penyelenggaraan DASS, Dexa Group ingin menggiatkan sekaligus menggerakkan inovasi riset dan pengembangan yang berdampak positif bagi sektor kesehatan di Indonesia. Harapannya, langkah ini dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan. Dengan demikian, nantinya dapat mewujudkan upaya pemerintah untuk mendorong daya saing dan kemandirian bangsa dalam inovasi dan pengembangan,” tutup Raymond.