Invoice financing masih menjadi produk unggulan Investree. Terbukti dari total loan sebesar Rp2,4 triliun, sekitar 90 persen diperoleh dari kontribusi invoice financing.
Hal itu disampaikan Chief Operations Officer (COO) Investree, Ade Fauzan dalam acara pelatihan jurnalisme keuangan di Jenius X CoHive, Menara BTPN, Kuningan, Jakarta, Kamis sore (2/5). "Empat produk utama Investree ,yaitu invoice financing, buyer financing, working capital term loan dan online seller finance. Produk invoice financing yang paling banyak diminati," katanya.
Investree merupakan stratup financial technologi (fintech) yang hadir sebagai marketplace yang mempertemukan peminjam uang (borrower) dengan pemberi pinjaman (lender) secara online dengan skema peer-to-peer lending (P2PL).
Market fintech di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Menurut Adrian Gunadi, CEO & Co Founder Investree, saat ini perusahaan fintech di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak 106 perusahaan. Sebagian besar perusahaan terpusat di Jabodetabek dan Pulau Jawa secara umum.
Pada Februari 2019, katanya, total pinjaman (loan) mencapai Rp27 triliun, terdiri Rp24 triliun bagi 3 juta peminjam di Jawa, dan Rp3 triliun bagi 2 juta peminjam di luar Jawa. Jumlah loan ini meningkat dibandingkan Desember 2018 yang totalnya mencapai Rp22 triliun.
"Peluang di kawasan Asia Tenggara juga sangat menjanjikan. Investree sendiri telah melebarkan sayap ke Thailand,” kata Adrian. ()