Minat masyarakat Indonesia akan investasi emas terus menunjukkan tren kenaikan. Selain volatilitas harga yang relatif stabil, bahkan cenderung terus meningkat, ketahanan harga emas terhadap inflasi turut mendorong minat masyarakat untuk diversifikasi investasi mereka di instrumen ini. Demikian diyakini Triono J. Dawis, Perwakilan Direksi dari PT Orori Indonesia (ORORI), pelopor penjualan perhiasan online.
Oleh karena itu, ORORI memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan PT ANTAM Tbk. (ANTAM) dengan menjadi reseller resmi emas ANTAM. Perjanjian kerja sama keduanya telah ditandatangani pada 16 Oktober 2018 lalu. Harapannya, kemitraan tersebu dapat makin memperkuat lini bisnis ORORI dalam memberikan pilihan investasi menguntungkan bagi masyarakat Indonesia melalui emas berkualitas terbaik. Melalui kerja sama dengan ANTAM, kami berharap dapat menggaet pasar lebih besar lagi, dan sekaligus memperkuat ekonomi bangsa dengan mendorong laju investasi di masyarakat, harapnya.
Triono menerangkan, pelaku investasi emas sudah akrab dengan kualitas emas batangan yang dihadirkan oleh ANTAM yang sulit dipalsukan. Sayangnya, akses untuk membeli emas batangan berkualitas terbaik dan terjamin keasliannya dapat dikatakan terbatas.
"Untuk itu, kemitraan strategis antara ORORI dan ANTAM bersifat saling menguntungkan sekaligus dapat menjawab permasalahan tersebut. ANTAM menyediakan emas batangan dengan kualitas terbaik, sementara ORORI menjadi jembatan penghubung bagi calon investor melalui platform berbasis digital yang handal, aman, dan tepercaya," paparnya.
ANTAM mencatat pertumbuhan harga emas batangan mencapai kenaikan sepanjang tahun 2017. Hal itu menjadi peluang baik bagi para pengguna aktif ORORI yang telah mencapai 370.000 pengguna per bulan dan lebih dari 50 mitra korporasi. Saat ini, ORORI tercatat sebagai reseller resmi ANTAM kedelapan, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menjadi reseller resmi emas ANTAM.
Langkah kemitraan ini merupakan bentuk keseriusan kami dalam menghadirkan emas untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Kami menargetkan 80 ribu transaksi setiap tahunnya dengan Gross Merchandise Volume (GMV) tahunan sekitar US$ 25 juta, tutup Triono dengan optimis.