Potensi pasar domestik panel surya masih cukup besar dengan diramaikan produk-produk impor. Pemerintah berkomitmen dalam pencapaian target pemanfaatan EBT hingga 23% pada 2025, dengan proyeksi energi surya meningkat dari 5.000 MWp pada 2019 menjadi 6.400 MWp pada 2025.
PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) sebagai produsen panel surya lokal pertama di Indonesia mengambil kesempatan strategis tersebut untuk masuk ke pasar dalam negeri. “Sebagai produsen solar panel, kami memproduksi sendiri panel surya di Indonesia, termasuk memberi layanan solusi kepada konsumen,” kata Dirut JSKY Jackson Tandiono dalam rilis yang diterima MIX di Jakarta, Selasa (9/4).
Saat ini JSKY menguasai sekitar 40% pasar panel surya di dalam negeri. Di pasar domestik, dijelaskan, pihaknya menguasai sekitar 80% proyek pemerintah berupa proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di desa-desa. Selain itu, menggarap proyek swasta dengan market share berkisar 30-40%,
Keunggulan produk JSKY terletak pada kepraktisan dalam pemasangan sehingga memudahkan konsumen PLN untuk menggunakan sistem PLTS. "Kami sangat antusias memproduksi teknologi zero emission ini, khususnya di Indonesia sebagai negara tropis yang menerima pancaran sinar matahari sepanjang tahun, agar pemanfaatan energi matahari di Indonesia semakin optimal," imbuh Jackson.
Selain panel surya, JSKY memiliki beragam produk hingga solusi sistem pemasangan solar rooftop yang aman, terkendali dan efisien. Beberapa pemanfaatan produk JSKY di antaranya adalah untuk lampu penerangan jalan, termasuk di jalan tol serta pemakaian di industri manufaktur maupun konsumen rumah tangga. Sementara pada produk panel surya, di samping dipasarkan di dalam negeri juga diekspor ke negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada.
“Tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan penjualan berkisar 30% dibandingkan tahun 2018. Hal ini didukung oleh peningkatan kapasitas produksi JSKY dari 100 MWp menjadi 200 MWp,” tandas Jackson. ()