Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus Meningkat, LSPR Institute Buka Program Studi Pendidikan Khusus

MIX.co.id - LLDikti Wilayah III resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait pembukaan Program Studi Pendidikan Khusus (Fakultas Keterampilan Khusus LSPR Institute of Communication & Business) jenjang Sarjana di LSPR Institute of Communication & Business (LSPR Institute).

SK tersebut diserahkan langsung oleh Prof. Dr. Toni Toharudin, Kepala LLDikti Wilayah III, pada acara Wisuda LSPR Institute yang diselenggarakan pada 28 November 2024 di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. Penyerahan SK itu menjadi tonggak baru dalam perjalanan LSPR Institute untuk memberikan kontribusi nyata dalam mencetak tenaga pendidik profesional di bidang pendidikan inklusif.

Tidak hanya berfokus pada Ilmu Komunikasi, LSPR Institute juga menaruh perhatian khusus pada dunia inklusivitas, dimana sejak tahun 2008, LSPR Institute berkomitmen menciptakan pemahaman masyarakat tentang disabilitas sesuai dengan UUD 1945, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, serta Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang disabilitas. Hal tersebut dilakukan melalui pendirian London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), yang kemudian melahirkan unit London School Beyond Academy (LSBA) pada tahun 2012, sebuah wadah bagi individu dengan disabilitas dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki.

Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus di Indonesia terdata semakin meningkat. Menurut data statistik yang dipublikasikan Kemenko PMK pada Juni 2022, angka kisaran disabilitas anak usia 5-19 tahun adalah 3,3%. Sedangkan jumlah penduduk pada usia tersebut (2021) adalah 66,6 juta jiwa. Dengan demikian, jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas berkisar 2.197.833 jiwa.

Dituturkan Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MICPR, FIPR, “Program Studi Pendidikan Khusus yang berada di bawah naungan LSPR School of Special Needs of Education (LSPR - SSNE) adalah salah satu inovasi LSPR Institute dalam mendukung pendidikan bagi individu dengan kebutuhan khusus. LSPR School of Special Needs of Education (LSPR - SSNE) juga membawahi beberapa program lain, termasuk Program Studi Desain Media (D4), London School Beyond Academy (LSBA), dan kursus-kursus singkat yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan soft skill para siswa.”

Sementara itu, dikatakan Dr. Chrisdina Wempi, Dekan Pendidikan Khusus LSPR Institute, "Prodi Pendidikan Khusus dirancang guna memenuhi kebutuhan guru pendidikan khusus yang semakin banyak dibutuhkan. Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di lembaga pendidikan terus meningkat, sedangkan guru lulusan Pendidikan Khusus masih belum terlalu banyak. Hal ini yang menjadikan LSPR Institute yang telah 11 tahun menjalankan lembaga pelatihan & keterampilan bagi remaja berkebutuhan khusus LSBA merasa dapat berkontribusi."

Lebih jauh ia menerangkan, Prodi Pendidikan Khusus merancang kurikulum yang bukan hanya membekali dgn teori tetapi lebih banyak melalui praktek lapangan yang salah satunya melalui LSBA sebagai tempat berlatih. Para calon guru juga dibekali dengan keterampilan komunikasi, penggunaan teknologi seperti bantuan AI pada materi ajar, dan kewirausahaan. Harapannya, melalui rancangan kurikulum tersebut, para lulusan bukan hanya menjadi guru yang handal, tetapi dapat menjadi bagian manajemen pengelolaan, atau membangun usaha pendidikan.

Sejak berdiri pada tahun 2013, LSBA telah menerima 11 angkatan dengan total 153 lulusan, terdiri dari 117 laki-laki dan 36 perempuan. Setiap angkatan dibatasi hingga 44 siswa untuk memastikan kenyamanan dalam proses pembelajaran. Durasi belajar di LSBA berlangsung selama 6 semester wajib dan 1 semester opsional, dengan fokus pada keterampilan praktis seperti desain dan teknik cetak, tata boga, administrasi perkantoran, serta kriya tekstil. Silabus LSBA dirancang khusus untuk membentuk soft skill dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.

Program Studi Pendidikan Khusus dirancang untuk mencetak guru berkualitas yang siap mengajar siswa berkebutuhan khusus di lembaga pendidikan inklusi. Silabusnya mencakup proses asesmen, teknik pembelajaran, penyusunan materi ajar, serta pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung metode pembelajaran modern. Program ini menargetkan lulusan SMA yang ingin berkarir sebagai pendidik inklusif dan menyelesaikan jenjang studi selama 8 semester.

“LSPR Institute terus berinovasi untuk mendukung pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Dengan bertambahnya siswa disabilitas di Indonesia, kebutuhan akan tenaga pengajar yang kompeten semakin tinggi. Melalui Program Studi Pendidikan Khusus, kami berharap dapat mencetak tenaga profesional yang siap berkontribusi di berbagai lembaga pendidikan,” imbuh Dr. Andre Ikhsano, Rektor LSPR Institute.

Dalam jangka pendek, LSPR School of Special Needs of Education (LSPR - SSNE) bertujuan memulai perkuliahan pada tahun ajaran 2025/2026 dan mempercepat pelatihan tenaga pendidik untuk memenuhi standar pemerintah. Sementara itu, dalam jangka panjang, LSPR School of Special Needs of Education (LSPR - SSNE) bercita-cita menjadi pusat studi pendidikan khusus yang unggul, menghasilkan lulusan dengan keterampilan praktis dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan guru pendidikan khusus di Indonesia.

Lulusan Program Studi Pendidikan Khusus di LSPR Institute of Communication & Business dipersiapkan menjadi profesional yang kompeten sebagai Guru Pendidikan Khusus, Pengajar Pendidikan Informal Khusus, dan Pengelola Unit Pendidikan Khusus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)