“Dampaknya akan membuat perawatan menjadi lama, biaya perawatan dan pengobatan meningkat, dan fungsi sosialnya akan terganggu (produktivitas, pergaulan, pekerjaan, dan lain-lain),” katanya.
Berbagai dampak tersebut dapat dihindari dengan penanganan yang tepat terhadap luka diabetes. Pembicara lainnya, yakni Dr. dr. Dedy Pratama, Sp.B, Subsp.BVE(K) selaku Sekretaris KSM Bedah RSCM dan Koadminko Departemen Bedah FKUI mengutarakan, percepatan penyembuhan luka dapat dilakukan dengan modalitas terkini dari hasil penelitian, yakni menggunakan secretome dan stem cell.
Penggunaan metode modern wound dressing (balutan luka modern) dan Negative Pressure Wound Therapy atau NPWT (perawatan luka tekanan negatif) juga dapat menjadi solusi untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah luka semakin memburuk.
Dipaparkan, NPWT memiliki kelebihan dibandingkan perawatan luka konvensional, yakni mampu membersihkan luka secara kontinu setelah tindakan bedah, dapat menarik eksudat (nanah) secara terus-menerus, mempercepat stimulasi jaringan granulasi (jaringan sehat), mengurangi nyeri bengkak pada kaki diabetes yang disebabkan oleh penggantian perban dengan interval yang pendek seperti pada perawatan luka konvensional.
“Hal ini tentunya dapat mengurangi length of stay pasien di rumah sakit, mengurangi angka nosokomial bagi pasien akibat seringnya penggantian luka, dan mempercepat kesembuhan luka bagi pasien,” tandas Dr. Dedy. ()
