Kegiatan ketiga, Smart Solutions Hunt Competition, yang mencari solusi atau perangkat bagi start up dan perusahaan berbadan hukum yang memiliki solusi berbasis IoT. Peserta mendapatkan beberapa sesi khusus untuk mentoring dengan para pakar dan praktisi, seperti kelas mentoring bisnis, teknis, regulasi dibidang IoT bagi 10 tim terbaik.
Ketua Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya menerangkan, sejak mulai di kick off lima bulan lalu, baik secara daring maupun luring, peminat yang tertarik mengikuti acara ini terus meningkat.
“Program ini hadir untuk menggali potensi dari anak bangsa agar terus berinovasi dan mengedepankan solusi yang bisa menecahkan masalah yang ada di sekeliling kita. Beragamnya solusi IoT yang ada, ditambah mulai berakhirnya pandemi, membuat IoT menjadi solusi andalan yang dapat membantu masyarakat menghadapi berbagai permasalahan sehari-hari,” tuturnya.
Setelah ini, ASIOTI juga akan memberikan panduan unuk para pemenang agar bisa disertifikasi. Dengan demikian, berbagai inovasi yang dilahirkan para pemenang akan bisa dilakukan komersialisasi secara langsung.
"Hal ini sejalan dengan kebutuhan industri, di mana diprediksikan industri IoT akan mencapai nilai US$ 40 miliar dolar atau sekitar Rp 550 trliun. Dengan jumlah perangkat mencapai 678 juta pada 2025 mendatang," tutup Teguh.