MIX.co.id - Program Training of Trainers (ToT) Literasi Digital segmen pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) kembali digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo). Kali ini, proram ditujukan untuk ASN Kementerian Agama (Kemenag).
Program digelar secara offline di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, akhir November dan dihadiri oleh 30 ASN dari Kemenag RI sebagai peserta.
Objektif dari program adalah untuk mempersiapkan para ASN Kemenag dengan pemahaman Literasi Digital untuk menjadi Trainer literasi digital di lingkungan pemerintahan pada tahun 2023 mendatang.
Sejatinya, program ini merupakan bagian dari usaha Kemenkominfo meningkatkan literasi digital secara kognitif dan praktis bagi ASN di Indonesia menuju transformasi digital Indonesia.
Diungkapkan Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto, saat ini perkembangan teknologi sangat dinamis dan. membuat semua orang dituntut untuk beradaptasi secara cepat, tanpa terkecuali ASN.
“Kompetensi yang dibutuhkan oleh ASN dalam menyongsong era digital ini pada dasarnya adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi untuk melakukan tugas fungsi pokoknya dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat,” terangnya.
Ditambahkan Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan Niki Maradona, “Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan Trainer literasi digital sektor pemerintahan Kemenag, yang nantinya akan membantu tugas kami (Kemenkominfo) melakukan literasi digital kepada ASN di Indonesia.”
Sementara itu, Nizar Ali, Sekretaris Jenderal Kemenag, menegaskan bahwa diperlukan kerja sama antar pemerintah dan masyarakat terkait literasi digital, terutama dalam isu konten negatif. “Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat agar literasi digital dapat berjalan dengan sukses untuk semua kalangan masyarakat, sehingga tidak ada gap digital,” tandasnya.
Sesi pertama dalam program ini dimulai dengan materi Budaya Digital untuk Sektor Pemerintahan yang dibawakan oleh Istiani, Kepala Lab Psikologi BINUS University. Istiani membahas bagaimana pada saat ini manusia lebih proaktif di dunia digital, atau disebut sebagai society 5.0. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana masyarakat menggunakan teknologi.
Materi tentang Etika Digital bagi ASN diisi oleh Cahyo Edhi Widyatmoko dan Tri Hadiyanto Sasongko. Dalam materi tersebut, Cahyo menjelaskan bahwa sebagai pengguna teknologi, maka kita adalah bagian dari “Warga Negara Digital” yang harus beretika layaknya menjalani kehidupan di dunia nyata.
“Ketika kita menggunakan internet dan sudah aktif di...