MIX.co.id - Melonjaknya kasus Covid-19 di sepanjang Februari 2022 terhitung mengkhawatirkan. Dibandingkan puncak kasus Delta pada Juli 2021 yang mencapai 56 ribu kasus, pada kasus Omicron, penambahan kasus baru telah melebihi 60 ribu kasus per hari.
Berangkat dari fakta itu, perusahaan farmasi yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) berkomitmen untuk terus menjamin ketersediaan obat-obatan dan vitamin secara nasional.
Diungkapkan Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi, Dukungan penyediaan obat-obatan dalam menghadapi gelombang ketiga Omicron ini ditujukan agar tidak lagi terjadi kelangkaan obat-obat seperti saat serangan gelombang kedua tahun lalu.
“Sebagai komitmen perusahaan farmasi yang tergabung dalam GPFI untuk terus menjamin ketersediaan obat dan vitamin di 34 provinsi seluruh Indonesia, GPFI telah mengerahkan segala kemampuan sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing anggota GPFI. Mulai dari percepatan riset dan pengembangan, proses produksi, distribusi, serta penguatan jaringan ritel apotik dan pedagang besar farmasi (PBF) telah secara konsisten dilakukan untuk ketersediaan obat covid dan vitamin,” papar Tirto.
Secara nasional, komitmen GPFI untuk menjaga ketersediaan obat-obatan dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19 ini telah melibatkan lebih dari 160 pabrik farmasi yang memproduksi kurang lebih 2.000 jenis zat obat. Dari sisi distribusi, lebih dari 1.600 pedagang besar farmasi dengan 600 cabang di seluruh Indonesia juga telah menyalurkan obat-obatan kepada lebih dari 15.000 klinik dan Puskesmas, 3.000 Rumah Sakit, lebih dari 17.000 apotek, serta 5.000 toko obat dan retailer lainnya.
Lebih jauh ia menegaskan, kendati kasus baru telah mencapai rekor baru di atas 60 ribu hingga menyebabkan banyaknya kebutuhan obat resep dan obat gejala covid lainnya, namun sampai saat ini tidak ada keluhan masyarakat tentang kekosongan obat. Hal ini membuktikan bahwa industri farmasi nasional telah mencapai level kemandirian dan ketahanan obat nasional, karena kekuatan kapasitas produksi, distribusi, dan retail yang merata di seluruh pelosok tanah air.
GPFI yang menguasai 88% volume peredaran obat nasional, menghimbau masyarakat untuk tetap melakukan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak) dan jikalau positif covid dengan gejala ringan seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, untuk mengikuti panduan kesehatan dari lima Asosiasi Medis dengan berobat ke dokter atau via telemedicine, dan disiplin mengkonsumsi obat antiviral, obat untuk gejala simptomatis covid tersebut dan multivitamin sesuai anjuran medis.
“Fakta bahwa sampai dengan saat ini, kita tidak lagi mendengar adanya kabar langkanya obat-obatan selama gelombang ketiga, maka ini adalah bentuk prestasi dan kolaborasi dari semua stakeholder, yaitu GPFI, Kementerian Kesehatan, dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),” pungkasnya.