MIX.co.id - Platform jual beli dan investasi aset crypto di Indonesia, PINTU, kembali menggelar program “BUIDLRS Lounge by PINTU”, pada Februari ini. Menggandeng Polygon Labs, program yang telah memasuki episode kelima tersebut mengusung tema “Scaling Ethereum with zkEVM dan Solving Web3 Gaming”. Kali ini, dua panelis dihadirkan, yakni Head of Business Polygon Labs Korea SungMo Park dan CEO Mythic Protocol Arief Widhiyasa.
Dituturkan Head of Community PINTU Jonathan Hartono, “BUIDLRS telah berkembang menjadi salah satu acara terbesar bagi komunitas Web3 di Indonesia. Antusiasme komunitas terhadap crypto, blockchain, dan Web3 terus meningkat, terbukti dengan banyaknya partisipasi dalam BUIDLRS untuk membahas berbagai topik menarik di dunia Web3. Acara BUIDLRS dirancang sebagai platform bagi komunitas untuk saling terhubung, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam membangun proyek-proyek besar untuk Web3 di Indonesia. PINTU menghadirkan pembicara berkualitas untuk membagikan analisis tentang proyek-proyek Web3 terkini dan prediksinya di masa depan.”
Salah satu panelis BUIDLRS, SungMo Park berbagi analisisnya mengenai Scaling Ethereum with Polygon. “Kita semua mengetahui bahwa Ethereum telah merevolusi industri crypto dengan membuka kesempatan bagi para developer untuk membangun sebuah bisnis berbasis smart-contract. Namun dalam praktiknya, ada tantangan dalam penggunaan Ethereum, yaitu dari sisi kecepatan terbilang lambat dan biaya yang mahal untuk bisa diadopsi secara massal. Polygon menjawab permasalahan tersebut dengan menghadirkan layanan dengan gas fee lebih murah dan kecepatan transaksi lebih baik,” ucapnya.
Lebih jauh ia menerangkan, Polygon telah sukses mendukung ekosistem Ethereum, di mana sejak Januari 2022, jumlah decentralized apps (dApps) yang didukung oleh Polygon mengalami peningkatan hingga delapan kali lipat. Beberapa use cases di antaranya untuk pembayaran, consumer service, tokenisasi aset, government, hingga loyalty & rewards. “Ke depan, kami terus memperluas ekosistem dan infrastruktur melalui Polygon Chain Development Kit (CDK) yang memungkinkan developer bisa membuat aplikasi atau bisnis Layer2 bertenaga ZK yang disesuaikan dengan kebutuhan,” papar SungMo Park.
Pada kesempatan yang sama, Arief Widhiyasa, CEO Mythic Protocol, menyoroti evolusi industri game dengan hadirnya Web3. “Video game pertama yang dibuat adalah Tennis for Two di tahun 1958, namun tidak pernah diskalakan ke publik karena tidak semua orang memiliki oscilloscope yaitu sebuah instrumen untuk men-debug sirkuit digital. Untuk menjawab masalah tersebut, teknologi pertama yang membuat industri game menggunakan semiconductor yang memungkinkan perangkat seperti komputer, arkade, konsol, yang bisa dimainkan di rumah. Teknologi tersebut mampu meningkatkan nilai dari industri game dari 0 sampai ke $40 miliar hanya dalam waktu 20 tahun, siklus ini kami kategorikan sebagai siklus pertama dari industri game.”
Dia mengimbuhkan, “Siklus kedua datang karena adanya internet dan smartphone. Smartphone memudahkan akses game, sedangkan internet menjawab dalam hal distribusi. Untuk siklus ketiga, kami melihat akan didorong oleh dua teknologi yakni artificial intelligence (AI) dan blockchain. AI akan menjawab masalah terkait kesenjangan dari sisi kapabilitas untuk menciptakan sebuah game. Dulu, untuk membuat sebuah game, harus belajar mengenai computer science dalam beberapa tahun. Namun, dengan dukungan AI, bisa membuat game dalam waktu singkat. Kemudian, blockchain kami percaya bisa menjawab soal ‘trust’ yang dirasakan oleh kreator game. Kombinasi dari AI dan blockchain menghadirkan kesempatan bagi dunia Web3 gaming, karena akan banyak konten yang dibuat dengan AI yang didukung oleh ‘trust’ yang disediakan blockchain.”
Industri game merupakan sektor dengan pangsa pasar sangat besar. Mengutip laporan yang diterbitkan Newzoo, hingga 2023 kemarin, jumlah pemain video game di seluruh dunia telah mencapai 3,38 miliar atau naik 6,3% dibandingkan tahun 2022. Selain itu, secara pendapatan juga mampu menghasilkan $184 miliar, tumbuh 0,6% secara tahunan. “Dalam beberapa waktu mendatang, kami harap industri game dapat merevolusi persepsi dan konsepsi dari Web3 gaming, sehingga setiap orang bisa mengetahui tentang berbagai game berbasis crypto,” pungkas Jonathan.