Selanjutnya, seluruh pelari diundang ke dalam grup WhatApps (WA). Melalui grup WA tersebut, caoch Andriyanto memberikan menu latihan setiap minggunya kepada 20 pelari marathon, termasuk kepada pelari yang berasal dari media maupun influencer. Tentu saja, sebelum diberikan menu latihan, masing-masing pelari mengisi profil terlebih dahulu terkait kondisi tubuh, kebiasaan berlari, hingga training terakhir yang dilakukan. Selanjutnya, coach Andriyanto membuatkan menu secara custom sesuai dengan profil masing-masing perlari.
Kustomisasi menu latihan tak hanya dilakukan di awal. Namun, setiap awal minggunya, coach Andriyanto akan meng-update menu atau program latihan baru secara custom sesuai dengan performa masing-masing pelari. Artinya, menu latihan dibuat detil dan rinci dengan memperhitungkan performa pada latihan lari yang telah mereka laporkan sebelumnya di grup WA.
Di grup WA, coach Andriyanto juga kerap menanyakan kondisi teman-teman pelari setelah menjalani menu latihan, termasuk menjawab pertanyaan seputar latihan yang dilontarkan oleh teman-teman pelari.
Puji, salah satu dari 20 pelari terpilih, berkomentar, “Program latihan sekarang ini, saya rasakan yang paling diterima badan. Bahkan, boleh dibilang, target yang coach kasih relevan dengan kondisi saat ini. Pernah saya bergumam, abis latihan, kok bisa ya, coach lebih ngerti badan saya dibanding saya sendiri.”
Pelari lainnya, Liu Fifi, juga mengaku mendapatkan value dengan mengikuti pelatihan. “Selama ini, saya belum pernah mendapat pelatihan lari. Jadi, menu dan pace yang coach berikan sesuai dengan usia dan kondisi saya. Sangat banyak ilmu yang saya dapat dari coach,” akunya.
Tak hanya menu latihan dan menjawab pertanyaan, di grup WA, coach Andriyanto juga rajin berbagi tips kesehatan, mulai dari tips agar lari tidak cedera, cara memilih lomba yang tepat, hingga potensi cedera dari posisi duduk.