SANTRI TUNAS MULIA BEKASI MENGEKSPLORASI AI

TIM PKM LSPR Institute of Communication and Business memfasilitasi Program Literasi Kecerdasan Buatan bagi santri Sekolah Alam Pondok Tahfidz Tunas Mulia Bekasi, menghadirkan pelatihan interaktif penuh inovasi dan etika Islami.

.

.

Di balik denting keyboard dan kilau layar monitor, terungkap sebuah kisah yang lebih dari sekadar angka: mayoritas santri.

Sekitar delapan dari sepuluh—telah menangkap esensi bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi asisten setia dalam manajemen waktu dan proses belajar, sementara tujuh dari sepuluh lainnya sudah menyadari bagaimana AI dapat merangkum materi, membuat soal, dan mengevaluasi hafalan.

Itu adalah hasil wawancara dengan kuesioner para peserta Program Literasi Kecerdasan Buatan (AI) untuk para santri Pondok Tahfidz Sekolah Alam Tunas Mulia – Sekolah anak pemulung dan dhu’afah - Bantargebang, Bekasi.

Namun, kematangan konsep itu belum berbanding lurus dengan kemahiran tangan mengotak-atik algoritma: hanya sekelompok kecil yang benar-benar percaya diri menekan tombol coding dan menyusun modul ajar dengan bantuan AI.

Pelatihan hari pertama “Program Literasi Kecerdasan Buatan (AI)” ini difasilitasi oleh TIM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) LSPR Institute of Communication and Business, yang telah merancang rangkaian kegiatan dalam tiga pertemuan intensif.

Ruang kelas bercat hijau lembut di Sekolah Alam Pondok Tahfidz Tunas Mulia, Bantar Gebang Bekasi dipenuhi oleh santri yang datang dengan semangat tertinggi, siap menyelami era di mana teknologi dan nilai Islami berpadu.

Rencananya, setiap pertemuan akan diisi dengan seminar teoretis, sesi praktik, dan refleksi etis, namun karena para santri akan pulang ke daerah asal masing-masing untuk liburan selama tiga pekan, maka pertemuan kedua dan ketiga dijadwalkan kembali sesaat setelah liburan berakhir.

Siang itu, suasana kelas terasa penuh gairah. Mentor PKM LSPR membuka sesi dengan gambaran umum: mengurai definisi AI, menelusuri sejarah machine learning, hingga menyentuh konsep neural network yang kini menggerakkan wajah-wajah virtual di berbagai aplikasi.

Presentasi berjalan interaktif—santri mengangguk sambil mencatat, kadang tersenyum saat sepintas melihat chatbot sederhana menjawab pertanyaan seputar hafalan Al-Qur’an. Sorot mata mereka menunjukkan bahwa teori semata tak lagi cukup; kerinduan untuk mencicipi langsung baris kode kini menggelora.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)