Manulife Ungkap Kebiasaan Perencanaan Keuangan Masyarakat Indonesia di Masa Pandemi

MIX.co.id - Separuh dari masyarakat Indonesia optimis bahwa Covid-19 akan segera berakhir (66%) dan pembatasan kegiatan masyarakat juga akan selesai (59%) dalam setahun ke depan. Demikian hasil studi “Asia Care Survey” yang dirilis Manulife.

Studi yang dilakukan di delapan negara (mainland China, HongKong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam) pada November 2021 ini juga menjumpai fakata bahwa kendati masyarakat Indonesia lebih optimis, namun 35% responden Indonesia juga menyatakan kekhawatiran tentang ekonomi lokal yang membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Sebesar 58% dari mereka mengalami penurunan pendapatan, dengan satu dari sepuluh orang, atau 13% di antaranya kehilangan pekerjaan selama pandemi.

Dipaparkan Ryan Charland, Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia, selain dari hasil survey yang menyebutkan tingginya atensi terhadap sisi finansial dan kesehatan, masyarakat Indonesia juga makin memegang kendali atas perencanaan keuangan mereka dan menemukan beragam cara untuk mengurangi dampak pandemi.

“Meskipun banyak keluarga mengalami tantangan dan menghadapi ketidakpastian dari sisi keuangan, kesehatan, serta masa depan, minat yang lebih tinggi terhadap proteksi melalui asuransi dapat dikatakan sebagai salah satu cara mereka dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru di tengah adanya Covid-19,” katanya.

Studi ini juga mengungkapkan kebiasaan perencanaan keuangan di antara responden Indonesia, yaitu menyeimbangkan antara upaya mengatasi tantangan keuangan saat ini dengan upaya menciptakan masa depan mapan. Hasilnya, 57% responden mengatakan mereka mengelola keuangan secara aktif karena pandemi. Itu artinya, jauh lebih tinggi dibandingkan reponden yang mengikuti survei ini di semua negara Asia lain (42%).

Menariknya, 32% dari responden Indonesia mengatakan bahwa mereka telah mendirikan usaha milik pribadi untuk menggantikan atau mendukung pekerjaan utama mereka. Bahkan, 37% responden di Indonesia juga mengatakan bahwa mereka memiliki tabungan yang akan bertahan lebih dari satu tahun jika diperlukan.

Guna mengurangi risiko ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19, 25% responden Indonesia memutuskan berinvestasi, sedangkan 36% mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Pada saat yang sama, pentingnya asuransi dan perencanaan pensiun makin disadari secara luas. Terbukti, 83% responden Indonesia mengaku bahwa asuransi menjadi penting dan 84% memikirkan hal yang sama tentang perencanaan pensiun. Hasil studi juga menunjukkan, 76% dari mereka berencana untuk membeli asuransi dalam 12 bulan ke depan. Sementara itu, dari seluruh responden Indonesia, 60% di antaranya sudah memiliki asuransi, di mana sebagian besar memiliki asuransi kesehatan (35%) dan asuransi jiwa (29%).

Persepsi masyarakat Indonesia tentang kondisi kesehatan mereka pun tercatat tertinggi di kawasan Asia. Terbukti, 81% responden Indonesia mengatakan mereka dalam kesehatan fisik yang sangat baik dan 78% mengatakan hal yang serupa tentang kesehatan mental mereka. Sayangnya, untuk wanita single, hanya 65% yang merasa dalam kondisi fisik yang sangat baik dan 60% dalam kondisi kesehatan mental yang sangat baik.

Terkait masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama responden di Indonesia, penyakit jantung menempati urutan pertama, sebesar 41%, diikuti oleh stroke dan kanker (masing-masing 35%), dan diabetes sebesar 31%. Sementara itu, terkait dengan pemantauan status kesehatan, responden Indonesia paling nyaman menggunakan aplikasi kesehatan dan well-being yakni sebesar 86%. Ini menjadi yang tertinggi di kawasan Asia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)