Maria Sharapova kembali menjadi perbincangan hangat dengan comeback-nya di dunia pertenisan. Ya, setelah 15 bulan menjalani skorsing, petenis asal Rusia itu dijadwalkan akan kembali bertanding dalam turnamen lapangan tanah liat di Stuttgart pada 26 April mendatang.
Sugarpova, merek permen premium milik Maria Sharapova sudah menyambangi pasar Timur Tengah.
Selama masa skorsing, Sharapova mengaku mengisi waktunya dengan belajar di Harvard, menulis buku dan bahkan belajar tinju. Mantan petenis peringkat satu dunia dan peraih lima gelar juara turnamen grand slam itu belajar bisnis untuk mengembangkan bisnis kembang gula miliknya yang diberi nama Sugarpova.
Brand Sugarpova menjual produk permen dan cokelat. Menurut kabar, produk Sugarpova sudah menyebar ke sejumlah negara di Eropa dan meluas hingga ke Timur Tengah.
November tahun lalu, dalam satu acara kuliner di Dubai berjudul Yummex Middle East Food, Sharapova meresmikan salah satu unit cabang usahanya tersebut. “Aku lagi di Dubai membuka Sugarpova,” kata Sharapova lewat jejaring sosialnya. Ia mengatakan, invansi sekaligus branding Sugarpova ke Timur Tengah ini menjadi kesenangan tersendiri di tengah vakumnya ia di dunia pertenisan.
Petenis berusia 29 tahun itu juga mengaku mendapat kesempatan untuk beristirahat selama menjalani masa skorsing. "Saya memiliki banyak waktu bebas untuk melakukan hal, seperti berpikir, membaca buku," katanya.
Saya berlibur ke Kroasia, merayakan tahun baru di Hawaii. Sebelumnya saya tak pernah berkunjung ke London sebagai seorang turis. Saya melihat banyak hal yang tak saya lihat saat saya bermain di Wimbledon,” tuturnya.
Sebelum dinyatakan positif mengonsumsi Meldonium pada Maret 2016 lalu, menurut Forbes, Sharapova adalah atlet perempuan dengan bayaran termahal di dunia dalam 11 tahun terakhir. Ia juga menjadi bintang global sejak usianya 17 tahun saat ia berhasil mengalahkan Serena Williams di final Wimbledon pada tahun 2004 silam.