“Apabila memungkinkan usia sejak dini sudah diperkenalkan dengan konsep Asuransi Syariah misalnya melalui media pop-culture seperti kartun, film/drama mini-series, komik, hingga media sosial,” katanya.
Kedua, meningkatkan kapasitas reasuransi syariah. Langkah ini dinilai penting, karena seluruh perusahaan asuransi dan unit usaha syariah, baik umum maupun jiwa, akan mengelola risikonya melalui reasuransi Syariah.
Ketiga, melakukan transformasi digital produk-produk Asuransi Syariah (Insurtech) sehingga dapat mendorong penggunaan teknologi yang tangguh untuk menghadirkan akses layanan asuransi syariah yang masif, luas, murah, dan akurat. Misalnya, melalui aplikasi digital pembukaan polis asuransi Syariah, konsultasi asuransi Syariah (robo advisor), artificial intelligence, dan layanan digital lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Nini mengungkapkan bahwa PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) akan mengakselerasi proses pemisahan unit usaha syariah atau spin off. Prudential akan menyelesaikan proses pemisahan itu sebelum 2024.
“Proses spin off menjadi salah satu agenda utama perseroan. Sebagai salah satu pemimpin pasar asuransi jiwa syariah, Prudential Syariah akan berubah menjadi perusahaan full pledge. Kami telah mempersiapkan proses spin off dalam dua tahun terakhir, mencakup persiapan sumber daya manusia, administratif, hingga teknologi. Prudential pun akan mengakselerasi prosesnya pada tahun ini,” tutur Nini.