PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) resmi memenangkan lelang spektrum untuk frekuensi 2,3 GHz dengan harga 1,007 triliun. Selain untuk mendukung pengembangan layanan 4G, penambahan spektrum ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap layanan data yang terus meningkat.
(Ki-Ka) Ririek Adriansyah - CEO Telkomsel dan Edward Ying - Director of Planning & Transformation Telkomsel saat konferensi pers terkait Telkomsel memenangkan lelang frekuensi 2,3Ghz hari ini (23/10) di Jakarta.
Ditemui di Telkomsel Smart Office, Jakarta, hari ini (23/10), Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel mengungkapkan, "Frekuensi 2.300Mhz penting buat Telkomsel. Dengan jumlah pelanggan yang ada dan tuntutan yang ada, spektrum yang lama sudah tidak cukup dan terbatas untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan layanan data, terutama video. Selain itu, ini juga sebagai upaya kami untuk menambah experience yang lebih baik bagi pelanggan."
Soal lelang frekuensi, ia mengatakan bahwa Telkomsel telah menyiapkannya sejak setahun lalu, termasuk penggunaan dana dan evaluasinya. "Kami sudah menganggarkan dana sejumlah Rp 1.007.483.000.000 sejak beberapa kuartal lalu. Di kuartal keempat tahun ini sudah kami anggarkan. Jadi tidak ada financial issue," ujarnya.
Lalu bagaimana implementasinya? Menurut Ririek, untuk tahap awal Telkomsel berencana untuk membangun lebih dari 500 BTS menggunakan spektrum 2,3 GHZ dalam tiga bulan ke depan, terutama di wilayah-wilayah yang paling tinggi kebutuhan layanan datanya, antara lain Jabodetabek. Sehingga pelanggan mendapat kecepatan akses maksimal mobile broadband hingga 400 Mbps.
Dalam hal pembangunan jaringan, hingga semester pertama tahun 2017, Telkomsel telah membangun lebih dari 146.000 BTS, di mana sekitar 65% di antaranya merupakan BTS broadband (3G dan 4G). Saat ini Telkomsel terus melanjutkan pembangunan layanan 4G LTE ke wilayah yang lebih luas, di mana saat ini telah melayani lebih dari 30 juta pelanggan di sekitar 480 ibukota kabupaten.
