Menghadirkan Tema "Antisipasi Resiko Luka Bakar" di Combiphar Health Desk

PT Combiphar, salah satu perusahaan nasional di bidang Consumer Health, menggelar program Combiphar Health Desk bertajuk "Antisipasi Resiko Luka Bakar", pada hari ini (22/7). Para pembicara yang dihadirkan di diskusi tersebut adalah Weitarsa Hendarto, Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar; dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar; dan Djanur Mekarsari, Ibu Rumah Tangga sekaligus Make-Up Artist.

Dikatakan Weitarsa, “Meskipun aktivitas sosial dan ekonomi mulai dilonggarkan di masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) transisi saat ini, masyarakat tetap waspada dalam beraktivitas di luar, karena risiko penyebaran virus masih tetap tinggi."

Menurutnya, tren berkegiatan di rumah pun masih tetap akan tinggi. Banyak orang menemukan hobi baru yang bisa dilakukan di rumah, misalnya memasak atau membuat kue. "Tanpa kita sadari, kegiatan sehari-hari seperti memasak, membuat kopi atau teh, mandi dengan air hangat, hingga mengeringkan rambut dengan hair dryer berpotensi menimbulkan luka bakar jika tidak kita lakukan dengan cara aman. Bahkan, sebagian besar luka bakar terjadi di rumah," papar Weitarsa.

Mau bukti? Merujuk data Riskesdas 2018, angka kasus luka bakar menempati urutan ke-5 jenis cedera tidak sengaja. Sementara itu, secara keseluruhan, angka ini mengalami kenaikan 0,6% menjadi 1,3% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 3 juta kasus.

Pengalaman luka bakar di rumah, pernah dialami oleh Djanur Mekarsari, ibu dua orang anak yang sehari-harinya berprofesi sebagai make-up artist. Menggunakan benda-benda yang menghasilkan panas, mulai dari kompor sampai catok rambut, memang perlu ekstra hati-hati.

"Belum lama ini, saya mengalami cedera luka bakar, akibat tidak sengaja menginjak catok rambut yang masih panas. Lebih parah lagi selang beberapa hari setelah kejadian tersebut, saya pun kembali mengalami musibah karena tersiram air kopi panas yang saya buat sendiri. Panik dan kesakitan yang luar biasa. Saat itu, penanganan pertama yang saya lakukan adalah mengguyur luka bakar dengan air, kemudian dioleskan pasta gigi. Namun, sakit yang saya rasakan tak kunjung reda," cerita Djanur.

Ditambahkan dr. Sandi Perutama Gani, “Sayangnya, masyarakat seringkali keliru dalam melakukan tindakan penanganan pada luka bakar ringan saat di rumah, seperti mengoleskan kecap dan pasta gigi. Hal ini justru akan memperburuk luka bakar, meningkatkan kemungkinan infeksi dan menimbulkan jaringan parut. Penanganan yang aman dan efektif di rumah bagi luka bakar ringan adalah dengan membasuh area yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-20 menit, kemudian oleskan salep luka bakar secara tipis dengan ketebalan sekitar 1 mm, setiap 4-6 jam.”

Oleh karena itu, menurutnya, penting bagi setiap masyarakat untuk memastikan adanya salep luka bakar di kotak P3K di rumah. "Salep untuk mengobati luka bakar sebaiknya memiliki kandungan yang berfungsi sebagai anti radang, anti mikrobial serta dapat membantu regenerasi jaringan kulit baru,” ujar dr. Sandi.

Diterangkan Weitarsa, Mebo adalah salep luka bakar keluaran Combiphar yang memiliki semua keunggulan tersebut. Selain mengandung tiga bahan herbal: Phellodendri chinensis, Coptidis rhizome, Scutellariae radix, Mebo juga memiliki kandungan minyak wijen dan beeswax yang berfungsi untuk memberikan kelembapan pada area luka, menyerap sisa panas sehingga akan membantu mengurangi tingkat keparahan luka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)