Proyek Meikarta senilai lebih dari Rp 278 triliun milik Lippo Group nyaris membetot perhatian semua kalangan di Tanah Air. Sebagai proyek baru, Lippo Group sepertinya ingin menjadikan Meikarta sebagai proyek prestisius dengan lebih dari 200 tower. Apa sebab? Lantaran, investasi di Meikarta tercatat yang terbesar sepanjang sejarah berdirinya Lippo Group sejak 67 tahun silam.
Salah satu faktor yang membuat Meikarta mampu membetot perhatian publik adalah kampanye komunikasi besar-besaran yang dilancarkan Lippo Group dalam membangun brand awareness Meikarta. Mulai dari beriklan di hampir seluruh harian nasional di Indonesia, memborbardir program TV nasional dengan tayangan iklan Meikarta, hingga menyebar kampanye komunikasi Meikarta di berbagai media online. Masih belum cukup, Meikarta juga massif menggelar aktivasi merek sekaligus menghadirkan booth penjualan di setiap stasiun kereta serta pusat belanja.
Yang menarik, meski pro-kontra masih menerpa kehadiran proyek Meikarta, minat masyarakat untuk membeli Meikarta terhitung tinggi. Dikatakan Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya, dua tower senilai Rp 1 triliun dengan 900 unit yang terletak di Meikarta CBD telah ludes terjual. "Para pembelinya adalah mereka yang mau menggunakan sendiri apartemennya serta para investor yang ingin menyewakan kembali," ujarnya.
Antusiasme masyarakat akan Meikarta tak hanya disebabkan harga yang ditawarkan sangat kompetitif maupun reasonable. Akan tetapi, lokasi strategis dan aneka fasilitas yang melengkapi Meikarta sebagai kota modern juga menjadi salah satu faktor kunci. Sebut saja, akan dibangunnya bandara internasional Kertajati, hadirnya Pelabuhan Dalam Patimban, kereta api express Jakarta-Bandung, hingga akses tol maupun monorel.
"Kami juga akan menghadirkan central park terbesar di Indonesia dengan luas lahan 100 hektar. Di dalamnya akan ada danau besar. Termasuk, mengusung konsep smart city, yang dalam hal ini akan didukung penuh oleh First Media, yang notabene satu grup dengan Lippo Group," paparnya.
Diakui Ketut, Meikarta mengincar pasar utama para karyawan lokal maupun ekspatriat yang berada di wilayah Cikarang. Lantaran, di Ciakarang, tak kurang dari tujuh industri ada di sana. Mulai dari industri otomotif hingga elektronik ada di area Cikarang. "Selain membidik karyawan lokal, kami juga menyasar pasar ekspatriat yang bekerjadi di pusat industri Cikarang, dimana 65%-nya adalah ekspatriat asal Jepang," tandasnya.
Sementara itu, salah satu upaya Lippo Group dalam meyakinkan calon pembeli bahwa proyek Meikarta akan terus berlanjut, maka digelarlah Topping Off pada 28 Oktober ini. "Dua tower ini merupakan dua tower pertama dari lebih 200 tower yang akan kami bangun di Meikarta. Dua tower ini sebelumnya mengusung brand Orange County. Hingga akhir tahun 2018, kami menargetkan 50 tower yang ada di Meikarta akan di-hands over kepada pembeli," ia menutup.