Seiring dengan upaya pemerintah dalam membenahi infrastruktur di Tanah Air, maka industri infrastruktur—termasuk industri metal—pun turut bertumbuh. Pada semester pertama 2016 lalu misalnya, industri infrastruktur di Indonesia sanggup tumbuh 5,18%. Adapun industri metal, pertumbuhannya mencapai 10%.
Diungkapkan Sekretaris Jendral Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Syarif Hidayat, MM, industri metal di Indonesia merupakan salah satu sekor yang sangat menjanjikan. Mengingat, saat ini pemerintah tengah membangun 30 proyek infrastruktur. “Bahkan, pemerintah juga sedang mendorong para pelaku bisnis di industri metal untuk tidak mengekspor dalam bentuk bahan baku mentah,” katanya di sela-sela pembukaan pameran dagang logam dan baja berkelas internasional, 'Indometal 2016, hari ini (25/10) di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Untuk mendorong ke arah sana, ditambahkan Syarif, dibutuhkan mesin-mesin inovatif dan canggih yang berdampak pada produktivitas, kualitas, maupun efesiensi bisnis. “Pameran seperti Indometal 2016 ini, sejatinya sangat membantu para pelaku bisnis di industri metal, logam, dan mesin untuk mencari informasi terkini seputar mesin-mesin inovatif dan canggih, yang mampu menjawab kebutuhan bisnis mereka. Selain mendapatkan informasi terkini seputar mesin-mesin inovatif, lewat pameran seperti ini, para pelaku bisnis juga dapat memperoleh solusi bisnis serta berpeluang mendapatkan partner bisnis baru, termasuk partner bisnis asing,” jelasnya.
Hal itu diamini oleh Gernot Ringling, Managing Director Messe Dusseldorf Asia—partner PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) yang menyelenggarakan pameran Indometal 2016. “Seiring dengan apa yang sedang menjadi tren di sektor baja, alumunium, tembaga, kobal, nikel, dan logam lainnya di Indonesia maupun Asia Tenggara, maka pameran Indometal 2016 hadir untuk memenuhi kebutuhan para pelaku industri dalam mempromosikan bisnis mereka,” tandasnya.
Sementara itu, menurut Managing Director WAKENI Rini Sumardi, pameran Indometal 2016 digelar selama tiga hari, yakni mulai 25 hingga 27 Oktober 2016. “Pameran kali ini menjadi titik fokus bisnis yang menjembatani perusahaan terkemuka dan industri kepada insinyur, profesional, dan industri terkait di sektor logam dan baja. Sebab, ada 250 perusahaan dari 30 negara yang berpartisipasi pada pameran kali ini. Kami juga akan menghadirkan seminar bertajuk Penguatan Industri Logam dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur di Indonesia,” tutur Rini, yang mematok 8.000 pengunjung untuk pameran tahun ini.