Mengintip Potensi Pasar Fixed Broadband di Indonesia

Sebagai perusahaan pelat merah, IndiHome juga harus menjaga konsistensi dan meningkatkan layanan demi memberikan pengalaman pelanggan (customer experience) yang lebih baik lagi, memperbaiki cost per bandwidth, dan lain sebagainya.

Upaya itu harus dilakukan di tengah budaya konsumen yang seringkali membandingkan antarlayanan secara tidak apple-to-apple, baik dari sisi penggunaan server, bandwidth, maupun kondisi saat pemakaian secara bersamaan (concurrent access), yang penting lebih cepat atau harganya lebih murah.

Namun, di sisi lain, kata Edy, tuntutan-tuntutan itu tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli (spending power) pelanggan. Alhasil, pasar fixed broadband di Indonesia yang besar, tapi membutuhkan upaya (effort) yang besar pula bagi perusahaan ISP untuk menggarapnya.

Sementara itu, belakangan ini banyak gedung perkantoran dan kawasan kota mandiri di Tanah Air yang menawarkan jaringan fixed broadband kepada para penyewa atau pembelinya, tapi skalanya masih sangat kecil.

“Untuk itu, dibutuhkan kebijakan yang komprehensif dari pemerintah untuk mempercepat penetrasi pasar fixed broadband nasional. Salah satu caranya, barangkali dengan menerapkan model infrastructure sharing seperti halnya base transceiver station di telekomunikasi seluler,” saran Edy.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)