Merancang Content Marketing dengan Memanfaatkan Prinsip PR

Apa yang terjadi ketika brand sudah susah payah membuat konten kampanye namun tidak ada orang yang melihat, men-share, atau pun terinspirasi untuk mencoba produk yang ditawarkan? Tentunya upaya yang dilakukan oleh brand akan menjadi sia-sia. Sayangnya, kondisi tersebut benar-benar terjadi. Dalam artikelnya yang dilansir oleh situs www.business2community.com, Victoria Harres mengungkapkan bahwa ada ribuan konten menarik yang gagal mencapai potensi marketing mereka karena konten buatan mereka tidak dilihat oleh para audiens.

Content_Marketing_Home__1439965301_70038 Penerapan PR dapat menjadi strategi untuk menggenjot content marketing

Lalu bagaimana kah caranya agar konten yang telah dibuat dapat menjangkau target audiens? Jawabannya tidak lain adalah dengan memanfaatkan peran PR. Pada dasarnya, konten marketing memiliki value yang besar sehingga bukan hal berlebihan bila membungkus konten tersebut dengan kampanye PR.Pastikan bahwa konten buatan brand dapat ditemukan oleh berbagai channel, tersinkronisasi, serta menggunakan earned maupun owned media. Victoria Harres membagikan beberapa tips bagi para marketer untuk menggenjot konten marketing mereka.

Pertama, mengirim pers rilis kepada media. Distribusikanlah konten rilis melalui layanan newswire serta buatlah versi online-nya agar dapat di-share oleh banyak orang. Dengan demikian, tingkat discoverability konten akan meingkat. Akan lebih baik apabila Anda dapat menyertakan foto atau grafis agar tampilannya lebih menarik.

Kemudian buatlah blog tentang itu. Pastikan bahwa post blog tidak mengulang atau merangkum isi konten, namun menyentuh topik yang sama. Contohnya, jika Anda mempromosikan sebuah ebook, Anda dapat membuat sebuah beberapa tulisan kupasan yang diangkat dari angle yang berbeda. Anda juga perlu untuk menciptakan kesempatan bagi audiens untuk merujuk posting-an Anda lainnya yang mengangkat tema sejenis.

Terakhir, manfaatkanlah sosial media. Gunakanlah channel sosial media untuk mempromosikan konten Anda. Namun Anda perlu untuk mengkostumasikan pesan-pesan tersebut sesuai dengan jenis platform. Misalnya buatlah konten yang serius di Linkedin, serta buatlah konten yang lebih santai di Facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)