Metode Tobacco Harm Reduction, Alternatif Rendah Risiko

MIX.co.id – Jumlah perokok di Indonesia menempati urutan kedua terbesar di dunia dan tercatat 300 ribu kematian terjadi di Indonesia setiap tahunnya akibat merokok.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi menegaskan, pemerintah terus melakukan cara untuk mengendalikan penggunaan produk tembakau seperti rokok dan menurunkan 300 ribu kematian dini per tahun akibat merokok.

Dijelaskan, dalam upaya pencegahan berbagai penyakit akibat perilaku merokok, Kemenkes sudah membuat Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) sebagai upaya preventif dan promotif, dan tatalaksana pengendalian konsumsi rokok.

“Selain itu, peta jalan regulasi hingga saat ini juga kami sudah menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 serta aturan turunan yang terbit setahun setelahnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur produk tembakau termasuk rokok elektronik,” ujarnya kepada awak media, Senin (3/2), di Jakarta.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dilakukan oleh Kemenkes menyebutkan bahwa jumlah perokok aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 70 juta orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 69,1 juta perokok.

Praktisi Kesehatan dr. Arifandi Sanjaya mengakui, berhenti merokok itu sangat sulit dilakukan oleh seorang perokok karena tubuh dan otaknya telah memiliki ketergantungan terhadap nikotin yang selama ini dikonsumsi melalui rokok. Setiap perokok yang berusaha berhenti akan menghadapi nikotin withdrawal atau gejala putus zat nikotin.

Ia menyatakan untuk membatasi dosisnya. “Pendekatan dengan produk alternatif yang lebih aman dapat mengurangi risiko bahaya hasil dari pembakaran pada rokok dapat diupayakan dan dapat dijadikan jembatan perokok untuk berhenti merokok,” papar dr. Arifandi.

Analisis Lives Saved Report yang dikeluarkan oleh Global Health Consults pada akhir November 2024 menemukan, lebih dari 4.6 juta jiwa dapat terselamatkan pada 2060 dengan metode Tobacco Harm Reduction (THR). Metode ini memfokuskan peralihan konsumsi rokok dengan menggunakan langkah alternatif yang lebih rendah risiko.

Menurut dr. Ronny Lesmana, dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung dan salah satu penulis Lives Saved Report, laporan tersebut muncul seiring dengan semakin kuatnya bukti terhadap kualitas pemanfaatan metode THR yang dinilai dua kali lebih efektif dalam mengurangi kebiasaan merokok dibandingkan terapi pengganti nikotin.

Public Health England dalam publikasinya menerangkan, produk tembakau alternatif mampu mengurangi paparan risiko hampir 95 persen lebih rendah dibandingkan rokok. “Meski begitu, studi jangka panjang tentang manfaat kesehatan dari beralih ke THR masih diperlukan,” ucapnya.

Report juga membahas urgensi pendalaman keilmuan mengenai dampak produk alternatif tembakau, serta pentingnya peran pemerintah dalam mendukung penelitian melalui pendanaan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)