Melihat vending machine untuk produk minuman siap saji atau ready to drink (RTD) barangkali sudah lumrah. Namun, menjadi tak biasa atau barangkali terhitung cukup anyar jika vending machine diperuntukkan obat farmarsi. Ya, April ini, jelang momen puasa atau Ramadhan, merek Mylanta memutuskan untuk memanfaatkan vending machine sebagai strategi marketing mereka. Salah satu vending machine Mylanta yang penuh dengan pesan brand diletakkan di Stasiun Sudirman-Jakarta, yang notabene pada saat weekdays penuh dengan crowd para pekerja.
Vending Machine Mylanta, jelang Ramadhan tahun 2015 ini mulai hadir di area Stasiun Sudirman, Jakarta.
Menurut Isitjanto Oei, pengamat marketing yang juga Dosen Prasetiya Mulya, jika diamati, vending machine alias mesin penjual tampaknya sedang berada pada tahap pertumbuhan di tempat-tempat keramaian di Jakarta. “Saat ini, kita mulai melihat pemandangan yang jamak akan mesin penjual di kampus-kampus, mal, dan tempat-tempat umum di Jakarta yang mana hal ini sudah biasa ada sebelumnya di negara-negara maju,” yakinnya.
Itu artinya, tren distribusi dengan vending machine tengah terjadi di Tanah Air. Diungkapkan Istijanto, tampaknya Mylanta tak mau ketinggalan untuk memanfaatkan tren tersebut. “Jadi, memang tidak ada salahnya Mylanta menambah jaringan distribusi dengan vending machine yang 24 jam bisa melayani penjualan,” katanya.
Sejatinya, pemilihan stasiun yang selalu ramai pengunjung dan tak terbatas waktu, dinilai Istijanto, terhitung tepat. Lantaran, vending machine bisa berfungsi ganda, yaitu tak hanya sebagai tempat penjualan 24 jam, namun juga sebagai media promosi karena berada di tempat keramaian.
“Kendati dari segi produk Mylanta bukanlah minuman layaknya RTD yang pasarnya lebih luas, namun setidaknya cukup banyak orang yang menderita sakit maag. Dan, dengan adanya vending machine akan membangun brand Mylanta sekaligus tempat penjualan tanpa mengenal batasan waktu. Jadi, penempatan vending machine memiliki dual manfaat bagi Mylanta. Yakni, untuk memperkuat brand Mylanta sebagai obat maag serta membuka peluang penjualan untuk segmen pekerja kantor. Maka, sebaiknya Mylanta dapat membangun brand-nya lebih lama melalui penempatan vending machine-nya, tidak sekadar menjelang puasa,” ucapnya.
Sejatinya, salah satu kunci yang menarik orang membeli adalah tempat membeli yang memudahkan pembelian dan nyaman bagi pembeli alias convenient. Itu sebabnya, keberadaan vending machine di stasiun membuat orang yang sama terekspos pesan iklannya setiap kali lewat. Buntutnya, vending machine dapat membuka peluang pembelian, terlebih saat orang tersebut juga mengalami maag. “Seperti kita ketahui, maag munculnya juga spontan, sehingga memang ada peluang pembelian meskipun tidak bisa diharapkan sebesar minuman RTD yang menjangkau pasar lebih luas,” lanjutnya.
Oleh karena itu, agar vending machine menjadi “mesin” yang efektif untuk kinerja brand, disarankan Istijanto, vending machine perlu dibuat lebih “hidup”. Misalnya, dengan menempatkan sensor display saat orang lewat atau membuat program promosi pada jam-jam tertentu. Selain itu, edukasi pentingnya mengatasi maag perlu dijalankan oleh Mylanta menjelang puasa. Langkah itu juga bisa menjadi fungsi baru Mylanta yang tidak hanya untuk penderita maag, tetapi juga untuk digunakan selama puasa.
“Selain itu, khusus untuk vending machine Mylanta ini harusnya disediakan produk Mylanta yang sekali minum, jadi benar-benar membuat orang tidak repot menyimpan sisanya jika dalam kemasan besar. Untuk itu, varian yang perlu disediakan Mylanta di vending machine adalah kemasan sekali minum saja. Saya prediksi vending machine akan semakin banyak merebak ke depannya dan Mylanta sudah memanfaatkan momen ini,” tutup Isitjanto.