Pembiayaan Penyakit Ginjal Kronik Tahun 2023 Capai Rp2,92 Triliun

MIX.co.id – Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Bila tidak diobati suatu ketika dapat mengalami gagal ginjal.

Penyebab utama gagal ginjal adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kencing manis (diabetes). Tingginya angka gagal ginjal ini tidak hanya menjadi beban bagi pasien dan keluarga, tetapi juga beban bagi negara di mana biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan sangat tinggi.

“Penyakit ginjal menjadi salah satu perhatian utama dikarenakan jumlahnya yang semakin meningkat dan termasuk dalam penyakit katastropfik dengan pembiayaan JKN terbesar ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan kanker,” ujar Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

“Pembiayaan penyakit gagal ginjal di tahun 2023 mencapai sekitar Rp2,92 triliun dengan jumlah pemanfaatan 1,5 juta lebih kasus,” timpal Ari Dwi Aryani, Deputi Direksi Bidang KPM BPJS Kesehatan.

Hal tersebut mengemuka pada acara talkshow yang diadakan di Jakarta, Rabu (13/3), dalam rangka memperingati Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day (WKD) yang diperingati setiap tanggal 14 Maret.

Tahun ini WKD mengusung tema ‘Kidney Health for All: Advancing equitable access to care and optimal medication practice’ yang mengajak semua elemen, khususnya pemangku kebijakan, untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan sehingga seluruh masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan ginjal yang paripurna serta praktik kesehatan yang optimal.

Program kampanye akan difokuskan pada upaya untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan kesehatan dan praktik pengobatan yang optimal dan komprehensif.

Beban pelayanan kesehatan penyakit berbiaya katastropik, menurut data BPJS Kesehatan 2023, jantung berada di urutan pertama yang mencapai sekitar Rp17,62 triliun lebih dengan jumlah pemanfaatan 20,03 juta lebih kasus. Peringkat kedua adalah kanker mencapai sekitar Rp5,98 triliun dengan jumlah pemanfaatan 3,86 juta lebih kasus.

Jumlah peserta BPJS Kesehatan per 1 Februari 2024 tercatat sebanyak 267.718.547 jiwa atau 96,97% dari jumlah penduduk. Peserta tersebar di 32 provinsi dan 420 kabupaten/kotamadya. Total pemanfaatan sebanyak 1,6 juta/hari dan 606,7 juta/tahun di tahun 2023. Sedangkan tahun 2014, total pemanfaatannya adalah 252 ribu/hari dan 92,3 juta/tahun.

Dijelaskan Ari, sepanjang tahun 2023 terdapat 120 ribu peserta yang rutin mendapatkan penjaminan tindakan hemodialisa, 23.135 peserta rutin mendapatkan paket consumable /CAPD dengan biaya Rp181,6 miliar, dan hanya satu kasus penjaminan transplantasi ginjal.

Dalam talkshow juga terungkap tentang pentingnya skrining dan deteksi dini penyakit ginjal. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Dr. dr. Pringgodigdo Nugroho, skrining, deteksi dini dan tatalaksana awal PGK tidak hanya akan menurunkan angka gagal ginjal dan kebutuhan terapi pengganti ginjal di Indonesia, namun juga akan mengurangi biaya kesehatan pasien gagal ginjal.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)