News Trend

Pembiayaan Penyakit Ginjal Kronik Tahun 2023 Capai Rp2,92 Triliun

“Kemajuan bioteknologi dan perkembangan farmasi saat ini sudah sangat bekembang, sehingga modalitas untuk mengahambat progresifitas penyakit sudah semakin banyak. Modalitas tersebut diharapkan dapat diakses secara merata oleh individu yang membutuhkan,” tuturnya.

Selain tatalaksana progresifitas, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Dr. Eva Susanti, harus ditekankan pula mengenai pengendalian faktor risiko PGK seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.

Sejauh ini Direktorat P2PTM telah melakukan berbagai upaya promotif dan preventif mengenai pengendalian faktor risiko seperti promosi kesehatan, dukungan riset inovatif lintas sektor, skrining dan deteksi dini serta monitoring dan pembuatan regulasi yang berhubungan dengan layanan pengendalian faktor risiko di tempat praktik kesehatan.

“Upaya-upaya Kemenkes untuk meningkatkan pemerataan juga sudah berjalan. Berbagai alat-alat yang dibutuhkan untuk skrining dan deteksi dini PGK sudah disediakan di kabupaten/kota sehingga dapat menjangkau masyarakat luas,” papar Eva Susanti.

Untuk mencapai pelayanan kesehatan ginjal yang optimal diperlukan strategi multi-channel yang melibatkan semua pihak yang mencakup strategi kebijakan kesehatan yang ditargetkan yang secara holistik mengintegrasikan perawatan ginjal ke dalam program kesehatan yang ada, menjamin pendanaan untuk perawatan ginjal, dan menyebarkan pengetahuan kesehatan ginjal kepada masyarakat dan tenaga kesehatan.

Termasuk pula dukungan tenaga kesehatan professional dan layanan kesehatan yang memadai untuk menekan laju peningkatan PGK setiap tahun di Tanah Air, serta pemberdayaan pasien dan komunitas.

Pada kesempatan itu, hadir pula Lisia Margaret, Product Manager PT. Etana Bisotechnologies Indonesia, yang memaparkan peran sektor swasta dalam edukasi dan pelayanan kesehatan ginjal dan Ketua Komunitas Pasien Cuci darah Indonesia (KPCDI) Toni Samosir yang menyampaikan persoalan yang dihadapi pasien dialisis di Indonesia, seperti kesenjangan obat-obatan/laboratorium dan proses rujukan berjenjang yang melelahkan. ()

Page: 1 2Lihat Semua

Wawan Setiawan

Recent Posts

Buku Antologi Dongeng KGSB: Output, Outcome, dan Outtakes CSR Satkaara

MIX.co.id - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), sebagai program CSR dari agensi komunikasi Cetta Satkaara,…

2 days ago

Samsonite Kembali Gelar Kampanye Keberlanjutan “Luggage Trade-in”

MIX.co.id - Merek koper Samsonite kembali hadir dengan kampanye keberlanjutan, Luggage Trade-in. Program signature tahunan…

2 days ago

Baby Boomers dan Gen X pun Bisa Jadi TikTokers Inspiratif, Siapa Saja Mereka?

MIX.co.id - Siapa bilang TikTokers hanya dimonopoli oleh Gen-Z dan milenial? Faktanya, tak sedikit kreator…

2 days ago

CleveTap Luncurkan Product Experiences

MIX.co.id – Di lanskap aplikasi yang kompetitif saat ini, brand menghadapi tekanan untuk menyediakan pengalaman…

3 days ago

Agrinesia Raya Bagikan Wawasan Pasar Halal Indonesia ke Pelaku Bisnis Thailand

MIX.co.id – PT Agrinesia Raya berbagi wawasan dan pengalaman (sharing) kepada pelaku usaha Thailand dalam…

3 days ago

Wellous – Luna Maya Edukasi Pentingnya Nutrikosmetik Agar Kulit Lebih Sehat

MIX.co.id – Industri kosmetik dan perawatan kulit di Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir.…

3 days ago