BIKIN ULASAN PRODUK? SEBAIKNYA SEBERAPA PANJANG

Ulasan online telah menjadi pedoman utama bagi konsumen dalam mengambil keputusan. Satu ulasan bisa menjadi penentu—membuat seseorang mantap membeli atau justru mengurungkan niat.

.

.

Pertanyaan menarik muncul tentang ulasan adalah: apakah semakin panjang ulasan, semakin besar pengaruhnya terhadap keputusan beli? Atau justru ada titik di mana panjang ulasan malah membuat pembaca lelah dan acuh?

Kadang, ulasan panjang dianggap sakti. Ia diyakini memberi lebih banyak informasi, lebih meyakinkan, dan lebih membujuk. Banyak yang percaya, semakin panjang ulasan, semakin besar kemungkinannya memengaruhi keputusan beli. Tapi, apakah panjang selalu identik dengan kualitas?

Bagi konsumen yang serius ingin tahu, membaca ulasan panjang adalah sebuah ritual. Mereka rela meluangkan waktu, mencermati setiap kata, menimbang-nimbang pendapat konsumen lain sebelum klik tombol “beli.” Inilah yang disebut pemrosesan sistematis, di mana isi pesan dicerna dengan teliti.

Sebaliknya, banyak juga yang hanya melihat rating bintang, judul ulasan, atau panjang teks sebagai tanda seberapa kredibel suatu ulasan. Ini dinamakan pemrosesan heuristik—ringkas, cepat, dan minim energi (Zhang & Watts, 2008; Park, Lee, & Han, 2007).

Namun, tak semua ulasan panjang berarti bagus. Penelitian menunjukkan, ulasan panjang sering kali lahir dari kekecewaan mendalam. Konsumen yang marah atau frustrasi cenderung menumpahkan isi hati mereka secara detail dan panjang lebar (Vasa et al., 2012). Di sisi lain, pembaca punya batas kesabaran.

Kapasitas otak kita tidak tak terbatas. Teks yang terlalu panjang bisa bikin lelah. Akibatnya? Bukannya membantu, malah di-skip begitu saja (Kahneman, 1973; Huang et al., 2015).

Inilah mengapa para peneliti menyimpulkan bahwa panjang ulasan tidak selalu berbanding lurus dengan efektivitasnya. Ada titik jenuh. Setelah melewati panjang tertentu, pengaruh positif ulasan malah menurun.

Pola ini membentuk kurva U terbalik: makin panjang, makin bagus—hingga titik tertentu. Setelah itu, efeknya menurun. Jadi, ulasan ideal itu bukan sekadar panjang, tapi cukup—cukup untuk memberi informasi, tapi tidak melelahkan (Kim, Maslowska, & Malthouse, 2021).

Dalam dunia serba cepat ini, keseimbangan antara informasi dan ringkasan adalah kunci. Satu paragraf yang padat, jujur, dan langsung ke poin bisa lebih memikat daripada lima paragraf yang bertele-tele.

Halaman Selanjutnya
REFERENSI...
Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)