Consumer culture merupakan ciri yang paling menonjol dalam gaya hidup perkotaan, khususnya pada kelas menengah. Menurut Irwan M. Hidayana, Antropolog dari Universitas Indonesia, gaya hidup masyarakat urban yang sibuk berpacu dengan waktu, kondisi lalu lintas yang macet, rawan kecelakaan, ancaman kriminalitas, merupakan sebagian dari beberapa faktor yang mengurangi kenyamanan kehidupan masyarakat kota.
Senior Brand Manager Wall’s Ice Cream in Home Nuning Wahyuningsih (kiri) dan Antropolog dari Universitas Indonesia (kanan) dalam konferensi pers peluncuran Layanan Pesan-Antar es krim Wall's.
"Hadirnya jasa delivery service, khususnya untuk industri makanan dan minuman, adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan demikian, konsumen tak perlu bersusah payah membelinya sendiri," ungkap Irwan di sela acara 'Jakarta Food Editor's Club Gathering' yang baru saja digelar beberapa waktu lalu.
Unilever sebagai produsen makanan dan minuman, memahami betul karakteristik masyarakat urban. Untuk itu, melalui brand es krim Walls's, Unilever meluncurkan layanan pesan antar "Walls's Delivery 14080" dengan mengedepankan kenyamanan dan kualitas produk.
Diungkapkan Senior Brand Manager Walls's Ice Cream in Home Nuning Wahyuningsih, "Untuk memberikan kenyamanan dan kualitas makanan kepada konsumen, kami meluncurkan 'Walls's Delivery'. Sementara ini, hanya untuk area Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-Bekasi (Jabodetabek)."
Jasa tersebut didasari oleh beberapa fakta tentang pendapatan masyarakat yang meningkat selama satu dekade terakhir, kemacetan lalu lintas yang meningkat sejak tahun 2000, serta meningkatnya pekerja perempuan sebanyak 45,5 persen hingga 53 persen dalam kurun lima tahun terakhir.
Melalui operator dan petugas pengiriman yang berdedikasi tinggi, serta peralatan pengiriman yang khusus, ditambahkan Nuning, Wall's Delivery memberikan kenyamanan menikmati es krim tanpa takut es krim mencair. "Kami juga tidak mengenakan biaya pengiriman serta tidak ada minimum pemesanan," tutupnya